Baru-baru ini, pemerintah Turkmenistan mengumumkan perubahan signifikan dalam kebijakan visa yang bertujuan untuk memudahkan wisatawan asing berkunjung ke negara tersebut. Langkah ini diambil untuk mengatasi tantangan yang selama ini dihadapi oleh turis asing yang ingin menjelajahi keindahan Turkmenistan.
Sebelumnya, Turkmenistan dikenal sebagai salah satu negara yang paling sulit diakses oleh wisatawan asing. Hal ini disebabkan oleh persyaratan masuk yang sangat ketat yang diberlakukan oleh imigrasi negara tersebut. Setiap pengunjung diwajibkan memiliki visa, yang proses pengurusannya bisa sangat rumit. Selain itu, calon turis asing harus bergabung dengan kelompok tur untuk mendapatkan visa, menjadikan Turkmenistan sebagai destinasi yang jarang dikunjungi dengan hanya sekitar 15.000 turis per tahun.
Untuk mendapatkan visa, wisatawan harus menyertakan sejumlah dokumen, termasuk tiga salinan formulir aplikasi visa yang telah diisi dan surat undangan resmi dari Layanan Migrasi Turkmenistan. Sejak merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991, Turkmenistan telah dikelola oleh pemerintahan otokratis, yang diyakini menjadi salah satu alasan negara ini tertutup bagi pelancong asing.
Kini, di bawah kepemimpinan Presiden Serdar Berdymukhamedov, Turkmenistan mulai membuka diri. Seperti dilaporkan oleh Time Out, presiden memiliki wewenang untuk menentukan jenis visa elektronik yang tersedia, cara penerbitannya, dan durasi berlakunya. Proses baru ini diharapkan dapat mempermudah kunjungan bagi mereka yang datang untuk urusan bisnis atau wisata, dengan hanya perlu mengisi formulir online yang lebih sederhana tanpa memerlukan undangan.
Turkmenistan memiliki potensi pariwisata yang besar, dengan cadangan gas alam terbesar kelima di dunia dan sebagian besar wilayahnya ditutupi oleh Gurun Karakum. Biaya perjalanan di Turkmenistan diperkirakan mencapai US$1.095 atau sekitar Rp18,4 juta untuk 7-8 hari, termasuk biaya tambahan sebesar US$200, namun tidak termasuk tiket pesawat pulang-pergi.
Bagi wisatawan yang berencana mengunjungi Turkmenistan, ada beberapa destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Salah satunya adalah Gerbang Neraka atau Kawah Gas Darvaza, yang menawarkan pemandangan spektakuler. Selain itu, Ngarai Yangykala yang berarti ‘benteng berapi’ dalam Bahasa Indonesia, Danau Bawah Tanah Köw Ata, Gua Kyrk Gyz, dan Masjid Saparmurat Hajji juga menjadi daya tarik tersendiri.
Turkmenistan juga terletak di jantung Jalur Sutra, dengan Merv sebagai salah satu kota oasis yang bersejarah dan dilindungi oleh UNESCO. Kota ini merupakan pusat perdagangan yang telah ada sejak 4.000 tahun lalu dan sangat layak untuk dikunjungi. Ibu kota Ashgabat, yang dikenal sebagai ‘kota orang mati’, memiliki pasar Minggu terkenal yang disebut Tolkuchka Bazaar, menambah daya tarik bagi para pelancong.
Dengan kebijakan baru yang mempermudah akses bagi wisatawan asing, Turkmenistan berpotensi menjadi destinasi wisata yang lebih populer di masa depan. Langkah ini tidak hanya membuka pintu bagi lebih banyak turis, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi lokal dan memperkenalkan dunia pada keindahan dan kekayaan budaya Turkmenistan. Kebijakan ini diharapkan dapat mengubah wajah pariwisata negara tersebut dan menarik lebih banyak pengunjung dari seluruh dunia.