XVG – Ratusan pelajar SMKN 1 Depok menghadapi ancaman serius tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) akibat keterlambatan input data siswa. Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) mengungkapkan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kesalahan sistem hingga gangguan jaringan yang dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem.
Pada tanggal 29 Desember 2024, sosialisasi mengenai pendaftaran SNPMB tahun 2025 dilakukan secara online melalui G-Meet untuk 158 siswa dari enam kompetensi keahlian. “Sebagaimana diketahui, siswa SMKN 1 Depok yang berprestasi ingin melanjutkan studi,” ujar Nur Soleh Hidayat, Staf Pelaksana KCD 2 Disdik Jabar, dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).
Pada periode 15-18 Januari 2025, SMKN 1 Depok melakukan rekapitulasi nilai menggunakan data semester 1-5 untuk menentukan peringkat setiap siswa. Pada 19 Januari 2025, data tersebut digunakan untuk mengumumkan siswa yang memenuhi syarat sesuai kuota PDSS kelas XII. “Setelah kuota terpenuhi pada 20 Januari 2025, pengumuman sementara siswa eligible disampaikan, namun masih ada siswa yang ingin mengundurkan diri,” jelas Nur Soleh.
Finalisasi kurikulum pada sistem aplikasi PDSS dilakukan pada 23 Januari 2025. Keesokan harinya, sekolah mengumumkan daftar siswa eligible final dan mempersiapkan data nilai. Pada 25-27 Januari 2025, finalisasi dilakukan dengan memasukkan NISN ke dalam sistem aplikasi, namun ditemukan beberapa NISN yang tidak sinkron. Pada 26-28 Januari 2025, dokumen nilai siswa kelas XII mulai semester 1-5 disiapkan, dengan mengumpulkan soft file leger nilai.
Pada 28-31 Januari 2025, SMKN 1 Depok mulai mengunggah nilai menggunakan template file CSV, namun selalu gagal dan sistem terbaca kosong. “Tanggal 29-31 Januari 2025, input nilai dilakukan secara manual, mengetik satu per satu nilai pada tiap mata pelajaran dan semester, yang memerlukan konsentrasi dan waktu panjang,” ungkap Nur Soleh.
Gangguan koneksi internet pada 31 Januari 2025 semakin memperparah situasi. “Koneksi internet terganggu karena hujan deras dan petir, sehingga finalisasi nilai terhambat dan menyebabkan keterlambatan melebihi batas waktu yang ditetapkan Panitia SNBP,” tambahnya.
Kepala SMKN 1 Depok, Lusi Triana, telah menyampaikan permohonan maaf kepada wali murid atas keterlambatan ini. “Sekolah sudah menjelaskan kepada wali murid dan meminta maaf atas keterlambatan tersebut,” ujarnya. Lusi menjelaskan bahwa ada 137 siswa yang terancam tidak bisa ikut SNBP akibat keterlambatan input data. “Kami terus mengupayakan agar siswa bisa ikut SNBP atau SNMPTN, dan tetap berkoordinasi dengan pihak terkait,” tuturnya.
Keterlambatan input data di SMKN 1 Depok menimbulkan tantangan besar bagi ratusan siswa yang berprestasi. Namun, pihak sekolah berkomitmen untuk mencari solusi agar siswa tetap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan koordinasi yang baik dan upaya maksimal, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan siswa dapat mengikuti SNBP sesuai harapan.