XVG – Presiden Panama, Jose Raul Mulino, dengan lantang menolak klaim dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa kapal-kapal mereka dapat melintasi Terusan Panama tanpa biaya. Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui kantor berita AFP pada Kamis (6/2/2025), Mulino menegaskan bahwa klaim tersebut tidak dapat diterima. “Tidak dapat ditoleransi, jelas dan nyata tidak dapat ditoleransi,” tegas Mulino.
Mulino juga mengkritik hubungan bilateral antara Panama dan AS, yang menurutnya didasarkan pada kebohongan dan kepalsuan. Namun, ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apakah ada penyesuaian tarif bagi kapal-kapal AS yang melintasi terusan tersebut. “Hubungan bilateral yang didasarkan pada kebohongan dan kepalsuan,” ujarnya.
Polemik mengenai Terusan Panama ini telah mencuat sejak Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS. Meskipun Trump memiliki keinginan untuk menguasai terusan tersebut, ia menyatakan telah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk merebut terusan yang dibangun oleh AS lebih dari satu abad yang lalu dan kemudian diserahkan kepada Panama. Terusan ini merupakan jalur penting, dengan sekitar 40% lalu lintas peti kemas AS melewati perairan sempit yang menghubungkan Laut Karibia dengan Samudra Pasifik.
Perselisihan terbaru antara Panama dan Washington muncul setelah Departemen Luar Negeri AS mengklaim bahwa Panama telah setuju untuk mengizinkan kapal-kapal pemerintah AS melewati kanal tersebut secara gratis. Klaim ini muncul setelah pembicaraan akhir pekan lalu antara Mulino dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Departemen Luar Negeri menyatakan bahwa keputusan tersebut akan menghemat ‘jutaan dolar per tahun’ bagi pemerintah AS.
Namun, Otoritas Terusan Panama dengan cepat menolak klaim tersebut, menegaskan bahwa mereka ‘tidak melakukan penyesuaian apa pun’ terhadap tarif. Kapal-kapal pemerintah AS, yang sebagian besar berasal dari angkatan laut, hanya merupakan sebagian kecil dari kapal-kapal yang melewati kanal tersebut.
Donald Trump secara vokal mengeluhkan bahwa kapal-kapal AS dikenakan biaya berlebihan untuk menggunakan rute pelayaran tersebut. Baik Trump maupun Rubio juga menyuarakan kekhawatiran mengenai investasi China di terusan tersebut. Namun, Panama dengan tegas membantah klaim Trump bahwa China memiliki peran dalam mengelola terusan tersebut.
Dalam langkah penting menjelang diskusi dengan Washington, Mulino mengonfirmasi bahwa Panama telah menarik diri dari program infrastruktur Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) China yang sangat besar. Mulino menyatakan bahwa Kedutaan Besar Panama di Beijing telah memberikan pemberitahuan yang diperlukan selama 90 hari kepada China mengenai keputusan untuk tidak memperbarui keterlibatannya dalam BRI, yang telah diikutinya sejak tahun 2017. Panama menjadi negara Amerika Latin pertama yang mengumumkan penarikannya dari program triliunan dolar tersebut, yang beroperasi di lebih dari 100 negara.
Polemik mengenai Terusan Panama ini menunjukkan kompleksitas hubungan internasional dan kepentingan ekonomi yang terlibat. Dengan penarikan diri dari BRI dan penolakan terhadap klaim AS, Panama menegaskan kedaulatannya dalam mengelola salah satu jalur perairan paling strategis di dunia. Diskusi lebih lanjut antara Trump dan Mulino diharapkan dapat memberikan solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.