XVG.id - Portal Berita Generasi Muda Indonesia
  • Home
  • Viral
  • Nasional
  • Selebriti
  • E-Sport
  • Musik
  • Fashion
  • Lifestyle
Reading: Mark Zuckerberg dan Transformasi Besar Meta: Mengurangi Penyensoran dan Memprioritaskan Kebebasan Bicara
Share
  • Subscribe US
Notification
XVG.id - Portal Berita Generasi Muda IndonesiaXVG.id - Portal Berita Generasi Muda Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Nasional
  • Selebriti
  • Game & E-Sport
  • Musik
  • Fashion
  • Lifestyle
  • Viral & Trending
Search
  • Home
  • Nasional
  • Selebriti
  • Game & E-Sport
  • Musik
  • Fashion
  • Lifestyle
  • Viral & Trending
Have an existing account? Sign In
Follow US
© XVG.co.id - Portal Media Generasi Muda Indonesia
XVG.id - Portal Berita Generasi Muda Indonesia > Blog > Internasional > Mark Zuckerberg dan Transformasi Besar Meta: Mengurangi Penyensoran dan Memprioritaskan Kebebasan Bicara
Internasional

Mark Zuckerberg dan Transformasi Besar Meta: Mengurangi Penyensoran dan Memprioritaskan Kebebasan Bicara

Redaksi XVG
Last updated: 9 Januari 2025 1:24 am
Redaksi XVG
Share
3 Min Read

Mark Zuckerberg, penguasa Meta, mengumumkan perubahan monumental dalam kebijakan platformnya. Meta, yang menaungi Facebook, Instagram, dan Threads, akan menyingkirkan pemeriksa fakta atau fact checker dan secara signifikan mengurangi penyensoran. Langkah ini diambil untuk memberikan lebih banyak kebebasan dalam menampilkan konten, terutama konten politik.

Dalam sebuah video, Zuckerberg menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan kebebasan bicara, terutama setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Ia menyatakan bahwa Meta akan menghapus pemeriksa fakta dan menggantinya dengan catatan komunitas atau community notes, mirip dengan yang diterapkan oleh X, platform media sosial milik Elon Musk. X mengandalkan pengguna lain untuk menambahkan peringatan dan konteks pada postingan kontroversial. Zuckerberg berpendapat bahwa pemeriksa fakta Meta terlalu bias secara politis.

Dengan lebih dari 3 miliar pengguna, Meta berencana bekerja sama dengan Trump untuk melawan pemerintah di seluruh dunia yang dianggap mengekang perusahaan-perusahaan Amerika dan mendorong lebih banyak sensor. Zuckerberg menyoroti Eropa sebagai wilayah dengan banyak undang-undang yang melembagakan penyensoran dan menghambat inovasi. Ia juga menyebutkan bahwa negara-negara di Amerika Latin memiliki pengadilan rahasia yang dapat memerintahkan perusahaan untuk diam-diam menghapus konten.

Zuckerberg mengakui adanya banyak konten berbahaya di platform, seperti narkoba, terorisme, dan eksploitasi anak. Ia menegaskan bahwa Meta akan menangani isu-isu ini dengan sangat serius dan bertanggung jawab. “Ada juga banyak hal yang benar-benar buruk di luar sana, dan saya ingin memastikan bahwa kami menanganinya dengan bertanggung jawab,” ujarnya.

Zuckerberg melihat Pilpres AS sebagai titik balik budaya yang memprioritaskan kebebasan berbicara. “Pemilu baru-baru ini juga terasa seperti titik balik budaya menuju, sekali lagi, memprioritaskan kebebasan berbicara,” katanya, dikutip dari Guardian. Ia percaya bahwa menghapus beberapa batasan pada konten tentang topik seperti gender dan imigrasi akan memastikan orang dapat berbagi keyakinan dan pengalaman mereka.

Meta akan mengandalkan pengguna untuk melaporkan pelanggaran dengan tingkat keparahan yang lebih rendah sebelum mengambil tindakan. Fokus filter akan dialihkan hanya untuk menangani pelanggaran ilegal atau tingkat keparahan tinggi. “Dengan menguranginya, kami akan mengurangi jumlah penyensoran di platform kami secara drastis,” ujar Zuckerberg.

Transformasi besar yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg di Meta menandai perubahan signifikan dalam pendekatan platform terhadap kebebasan bicara dan penyensoran. Dengan menghapus pemeriksa fakta dan mengandalkan catatan komunitas, Meta berupaya menciptakan lingkungan yang lebih terbuka untuk berbagi informasi dan pandangan. Namun, tantangan tetap ada dalam menangani konten berbahaya dan memastikan bahwa kebebasan bicara tidak disalahgunakan. Langkah ini akan diawasi dengan cermat oleh pengguna dan pengamat di seluruh dunia, mengingat dampaknya yang luas terhadap cara kita berkomunikasi dan berbagi informasi di era digital.

TAGGED:Mark ZuckerbergMeta
Share This Article
Facebook Twitter Email Copy Link Print
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
TwitterFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Popular News

Ahmad Agung: Solusi Segar untuk Krisis Gelandang Bertahan Persib Bandung
15 Januari 2025
Kenaikan Gaji Guru: Janji Presiden Prabowo untuk Kesejahteraan Pendidik
29 November 2024
Mikhael Sinaga Diperiksa Berjam-jam: Kasus Tuduhan Ijazah Palsu yang Menghebohkan
19 Mei 2025
Penolakan PKL di Samping Unisma Bekasi: Alasan dan Dampaknya
14 Mei 2025
XVG.id - Portal Berita Generasi Muda Indonesia

Memberships

  • Redaksi
  • Tentang Kami

Quick Links

  • Syarat dan Ketentuan Privasi
  • Iklan
  • Pedoman Siber
FacebookLike
TwitterFollow
YoutubeSubscribe

© XVG.co.id – Portal Media Generasi Muda Emas Indonesia

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?