Kepolisian melaporkan bahwa sebanyak 104 individu mengalami cedera akibat tumpahan zat kimia dari sebuah truk di sepanjang Jalan Purwakarta-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Dari jumlah tersebut, empat orang mengalami luka parah. Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, menyatakan bahwa hingga saat ini, lebih dari 100 orang mengalami luka ringan, sementara empat orang lainnya menderita luka bakar serius akibat percikan soda api.
Menurut pemeriksaan petugas kesehatan, mayoritas korban mengalami iritasi pada mata dan kulit melepuh. Beberapa korban harus dilarikan ke rumah sakit karena luka bakar yang cukup parah. “Ada korban yang terkena percikan langsung, dan ada juga yang terjatuh lalu terkena cairan. Empat orang mengalami luka bakar, namun kami pastikan tidak ada korban jiwa,” ujar Tri.
Selain korban manusia, insiden ini juga menyebabkan kerusakan pada sekitar 200 unit sepeda motor dan mobil. Kerusakan ini disebabkan oleh cairan kimia yang menempel pada kendaraan, yang sulit dihilangkan, serta beberapa mesin kendaraan yang mati akibat paparan cairan tersebut.
Pihak perusahaan, CV Yasindo Multi Prima, menyatakan akan bertanggung jawab penuh atas dampak dari tumpahan soda api ini. Kebocoran terjadi di sepanjang jalur Cikalongwetan hingga Padalarang saat truk melaju dari arah Purwakarta menuju Bandung. “Kami sedang melakukan pendataan terhadap 200 kendaraan yang terdampak. Perusahaan siap memberikan ganti rugi terkait peristiwa ini,” kata Tri.
Petugas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) DLH KBB, Adi, mengungkapkan bahwa cairan kimia yang tumpah adalah caustic liquid NaOH, atau yang lebih dikenal dengan soda api. “Kami mengetahui jenis cairan ini dari sisa yang ada di tangki, yang dicocokkan dengan surat jalan pengemudi,” jelas Adi.
DLH berencana memanggil pihak perusahaan untuk membahas tanggung jawab atas dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebocoran ini. “Setiap pelaku usaha memiliki tanggung jawab masing-masing. Kami akan bekerja sama dengan kepolisian untuk tindak lanjut,” tambah Adi.
Insiden kebocoran cairan kimia di Kabupaten Bandung Barat ini menimbulkan dampak signifikan, baik terhadap kesehatan masyarakat maupun kerusakan properti. Dengan adanya komitmen dari pihak perusahaan untuk bertanggung jawab, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan dengan baik dan cepat. Pihak berwenang terus melakukan investigasi untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.