Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta telah mengambil langkah strategis dengan mengirimkan dokter ahli ke Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Oputa Yi Koo di Kendari, Sulawesi Tenggara. Langkah ini bertujuan untuk melakukan transfer keahlian di bidang kardiovaskuler, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jantung di wilayah tersebut.
Direktur Utama RS Dr Sardjito, Erniarti, menyatakan bahwa RS Sardjito sebagai pengampu regional memiliki sumber daya unggul dalam pelayanan kardiovaskuler.
“Melalui kerja sama ini, diharapkan RS Jantung dan Pembuluh Darah Oputa Yi Koo mampu menangani pasien dengan lebih baik di daerah,” ujar Erniarti dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (20/12).
Erniarti menambahkan bahwa transfer ilmu ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan pasien jantung untuk bepergian keluar kota atau bahkan ke luar pulau demi mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
“Sehingga masyarakat tidak perlu lagi bepergian keluar kota, provinsi, atau bahkan keluar pulau untuk mendapatkan layanan kesehatan,” jelasnya.
Pengampuan ini diharapkan dapat terimplementasi dengan baik, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan dapat tercapai. Selain RS Oputa Yi Koo, RS Dr Sardjito juga melakukan pengampuan ke RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RSUD Wates Kulon Progo dalam layanan Neurointervensi.
“Pengampuan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian pada pasien yang mengalami serangan stroke,” tambah Erniarti.
Plt Direktur RS Jantung dan Pembuluh Darah Oputa Yi Koo, Algazali, menyatakan optimisme terhadap peningkatan layanan kesehatan jantung di Sulawesi Tenggara.
“Dengan adanya transfer knowledge dari tim pengampu RS Sardjito, kami optimis dapat meningkatkan layanan kesehatan jantung di Sulawesi Tenggara sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung,” kata Algazali.
Kolaborasi antara RS Dr Sardjito dan RS Jantung Oputa Yi Koo merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan jantung di Sulawesi Tenggara. Dengan transfer keahlian ini, diharapkan masyarakat setempat dapat memperoleh layanan kesehatan yang lebih baik tanpa harus melakukan perjalanan jauh. Implementasi pengampuan yang efektif juga diharapkan dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan stroke, serta meningkatkan kualitas SDM di bidang kesehatan.