Kecamatan Kadupandak dan Cijati di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi dua wilayah yang paling parah terdampak bencana pergeseran tanah dan banjir. Bencana ini melanda 18 kecamatan di wilayah tersebut, dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur tanpa henti selama sepekan terakhir. Akibatnya, akses jalan utama dan desa-desa terputus, sementara ribuan rumah serta fasilitas umum seperti masjid dan sekolah mengalami kerusakan.
Sebanyak 32.000 jiwa di Kecamatan Cijati dan 43.000 jiwa di Kecamatan Kadupandak terisolasi akibat bencana ini. Masyarakat di kedua kecamatan tersebut kini menghadapi kekurangan bahan pokok, air bersih, dan pasokan listrik. Kapolsek Kadupandak, AKP Deden Hermansyah, menyatakan bahwa pihak kepolisian, TNI, dan pemerintah kecamatan, dengan bantuan relawan, berupaya keras menembus jalanan yang amblas untuk mendistribusikan logistik seperti bahan pokok, air mineral, dan obat-obatan.
“Hampir 75 ribu jiwa di dua kecamatan ini terisolasi. Putusnya akses jalan utama dan desa menyulitkan distribusi bantuan. Kami bersama Forkopimcam berusaha mendistribusikan bantuan agar masyarakat terpenuhi kebutuhan pokoknya,” ujar Deden kepada wartawan pada Sabtu (7/12).
Deden juga mengungkapkan bahwa kondisi ini menyebabkan sejumlah warga mulai mengeluhkan gangguan kesehatan seperti demam dan gatal. “Beberapa tenda pengungsian sudah berdiri sejak kemarin, karena kita baru bisa menembus ke wilayah itu. Selama ini warga masih bertahan di rumah mereka dengan menempati ruangan yang tidak mengalami rusak,” tambahnya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, tercatat sebanyak 18 kecamatan di selatan Cianjur terdampak bencana longsor, pergeseran tanah, dan banjir yang terjadi sejak Selasa (3/12). Bencana ini mengakibatkan 439 rumah rusak, 484 rumah terendam, dan 83 titik jalan terputus tertutup longsor dan amblas.
“Untuk korban, tercatat tiga orang tewas dan satu orang lainnya luka. Selain itu, sebanyak 777 jiwa mengungsi. Kita terus distribusikan bantuan, dan menambah relawan untuk melakukan penanganan di 18 kecamatan di selatan Cianjur yang terdampak,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmana Wijaya.
Pemerintah daerah bersama dengan berbagai pihak terus berupaya untuk menyalurkan bantuan dan melakukan penanganan darurat di wilayah-wilayah terdampak. Diharapkan, dengan adanya bantuan yang terus mengalir, kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi dan kondisi dapat segera pulih.