Lebih dari 150 wakil rakyat berkumpul di Gedung DPR Korea untuk menggelar sidang darurat dengan agenda membatalkan darurat militer yang diberlakukan oleh Presiden Yoon Seokyeol. Ketegangan memuncak ketika para prajurit berusaha memecahkan kaca untuk menerobos masuk ke dalam gedung, menambah suasana mencekam di ibu kota.
Anggota dari Partai Oposisi dan partai penguasa, termasuk Partai Demokratik dan Partai Kekuatan Rakyat, bersatu menghadapi ancaman ini. Mereka membarikade gedung DPR dengan menggunakan alat pemadam kebakaran untuk menghalangi prajurit yang berusaha menghentikan jalannya sidang. Tindakan ini menunjukkan solidaritas di antara para legislator dalam mempertahankan proses demokrasi.
Dalam upaya mengendalikan situasi, prajurit menembakkan gas air mata ke dalam dan ke luar gedung DPR. Langkah ini diambil untuk membubarkan kerumunan dan memaksa masuk ke dalam gedung, meskipun mendapat perlawanan dari para anggota legislatif dan masyarakat yang berkumpul di luar.
Di luar gedung DPR, masyarakat yang berkumpul turut merangsek masuk, menuntut agar prajurit menghentikan darurat militer. Mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap tindakan militer dan mendukung upaya legislatif untuk mengembalikan keadaan ke jalur demokrasi.
Situasi di Gedung DPR Korea saat ini sangat tegang, dengan konfrontasi langsung antara prajurit dan anggota legislatif yang berusaha menjalankan sidang darurat. Tindakan pembatalan darurat militer menjadi fokus utama, sementara masyarakat terus mendesak agar hak-hak demokratis dihormati. Perkembangan lebih lanjut dari situasi ini akan menjadi perhatian utama, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap stabilitas politik di Korea.