JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang merancang relokasi bagi 1.054 Kepala Keluarga (KK) yang kini bermukim di bawah kolong jembatan dan tol di berbagai penjuru Jakarta, termasuk Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Relokasi ini akan memindahkan mereka ke Rumah Susun Umum Sewa (Rusunawa) yang telah disiapkan.
Menurut Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Kelik Indriyanto, langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta serta menata kawasan perkotaan. “Kami berharap warga yang tinggal di kolong tol dan jembatan bersedia pindah ke hunian yang lebih layak,” ujar Kelik dalam keterangannya, Sabtu (30/11/2024).
Kelik menegaskan bahwa penyediaan hunian layak bagi warga prasejahtera di Jakarta menjadi prioritas utama Pemprov DKI Jakarta. Warga yang direlokasi nantinya tetap akan membayar sewa sesuai dengan pemakaian listrik dan air. “Program ini sejalan dengan visi Kementerian Perumahan untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat prasejahtera,” tambahnya.
Selain menyediakan hunian, Pemprov DKI Jakarta juga berencana memberikan pelatihan keterampilan bagi warga yang dipindahkan ke rusunawa. Program ini akan melibatkan beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk memastikan warga dapat meningkatkan kualitas hidup dan menjadi lebih mandiri di masa depan.
Relokasi ini juga merupakan bagian dari langkah Pemprov DKI untuk menyongsong Jakarta menuju kota global. Pemprov DKI Jakarta menargetkan agar ke depan tidak ada lagi warga yang tinggal di kolong jembatan atau tol. “Target kita jelas, hunian di bawah kolong tol dan jembatan harus kosong. Selain memperbaiki tata kota, kami ingin memastikan warga dapat hidup lebih layak,” tegas Kelik.
Program relokasi ini diharapkan dapat diselesaikan hingga akhir Desember 2024, sesuai dengan arahan Kementerian Perumahan RI.
Relokasi ini mencakup berbagai kelompok rentan, termasuk 8 KPM disabilitas, 5 KPM lanjut usia, dan 63 KPM dari kelompok rentan lainnya seperti gelandangan, korban KDRT, dan pengamen.
Jakarta Pusat
Di Jakarta Pusat, warga dari kolong Jembatan Tomang (92 KK) akan direlokasi ke lima rusunawa, yaitu:
- KS Tubun (20 KK)
- Jati Rawasari (9 KK)
- Karang Anyar (9 KK)
- Tongkol (43 KK)
- Cibesel (11 KK)
Jakarta Utara
Sebanyak 822 KK di Jakarta Utara akan dipindahkan ke 12 lokasi, antara lain:
- Marunda (59 KK)
- Padat Karya (179 KK)
- Nagrak (175 KK)
- Tongkol (68 KK)
- Cibesel (11 KK)
- Rorotan (93 KK)
- PIK Pulogadung (129 KK)
- Kelapa Gading (2 KK)
- Cakung Barat Blok (5 KK)
- Tipar Cakung Blok (3 KK)
- Pulogebang Blok (6 KK)
- Pulo Jahe Tower (103 KK)
Jakarta Barat
Di Jakarta Barat, warga dari kolong Tol Jalan Inspeksi Kanal Barat (139 KK) akan direlokasi ke empat rusunawa, yaitu:
- Rawa Buaya (44 KK)
- Daan Mogot Blok (20 KK)
- Daan Mogot Tower (4 KK)
- Tegal Alur (26 KK)
- PIK Pulogadung (45 KK)
Jakarta Timur
Satu KK dari bawah Flyover Basuki Rahmat akan dipindahkan ke Rusun Jatinegara Barat.
Dengan langkah ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat memberikan kehidupan yang lebih baik dan layak bagi warga yang selama ini tinggal di bawah kolong jembatan dan tol. Program ini juga diharapkan dapat mendukung upaya penataan kota yang lebih baik dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih layak huni.