Di Provinsi Shandong, China, pengadilan telah menjatuhkan vonis hukuman mati yang ditangguhkan kepada Liu Liange, mantan Ketua Bank of China, pada Selasa (26/11). Liu dinyatakan bersalah atas tuduhan penyuapan dan penerbitan pinjaman ilegal, sebuah kasus yang menyoroti tindakan tegas pemerintah terhadap korupsi di sektor keuangan.
Menurut laporan dari Reuters, hukuman mati Liu disertai dengan penangguhan selama dua tahun. Ini berarti hukuman tersebut hanya akan dieksekusi jika Liu melakukan pelanggaran lebih lanjut dalam periode tersebut. Jika tidak, hukuman mati tersebut akan diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup.
Lahir pada tahun 1961, Liu Liange memiliki karier panjang di sektor perbankan dan keuangan. Ia pernah bekerja di Bank Rakyat Tiongkok dan Bank Ekspor-Impor Tiongkok sebelum akhirnya diangkat sebagai Ketua Bank of China pada tahun 2019. Namun, kariernya terhenti ketika Partai Komunis Tiongkok memecatnya pada Oktober tahun lalu dengan tuduhan kegiatan ilegal dan penerimaan suap.
Dalam beberapa bulan terakhir, pengawas antikorupsi Tiongkok telah meningkatkan upaya untuk memberantas korupsi di sektor keuangan. Beberapa tokoh besar, termasuk Liu dan mantan Wakil Gubernur Bank Sentral, Fan Yifei, telah terjerat dalam tindakan ini. Fan Yifei juga dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan dua tahun pada bulan Oktober karena kasus suap.
Pengadilan mengungkapkan bahwa Liu menggunakan posisinya untuk mempromosikan banyak orang dan menerima suap dalam jumlah besar, mencapai lebih dari 121 juta yuan (sekitar USD 17 juta). Informasi ini disampaikan oleh stasiun televisi negara, CCTV.
Meskipun Liu mengakui kejahatannya dengan jujur, dan sebagian besar uang serta properti yang dicuri telah ditemukan, pengadilan memutuskan untuk tidak segera mengeksekusi hukuman mati. Selama masa jabatannya di China Ekspor-Impor Bank dan Bank of China, Liu melanggar hukum dengan menyetujui pinjaman lebih dari 3,32 miliar yuan, yang menyebabkan kerugian lebih dari 190 juta yuan, menurut laporan CCTV.
Kasus Liu Liange menjadi contoh nyata dari upaya pemerintah Tiongkok untuk menegakkan hukum dan memberantas korupsi di sektor keuangan. Dengan hukuman berat yang dijatuhkan, diharapkan dapat menjadi peringatan bagi para pelaku lainnya untuk tidak terlibat dalam praktik korupsi.