Jakarta Selatan – Pasar Barito, yang terletak di jantung Jakarta Selatan, kini menjadi sorotan akibat ketegangan yang mencuat antara para pedagang dan pemerintah kota. Janji-janji manis yang dilontarkan oleh Pemkot Jaksel tampaknya belum sepenuhnya menenangkan keresahan para pedagang yang menggantungkan hidupnya di pasar tersebut.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan telah berjanji untuk melakukan revitalisasi Pasar Barito dengan tujuan meningkatkan fasilitas dan kenyamanan bagi pedagang serta pengunjung. Rencana ini mencakup perbaikan infrastruktur, penataan ulang kios, dan peningkatan sistem keamanan. Namun, meskipun janji ini terdengar menjanjikan, pelaksanaannya masih menjadi tanda tanya besar bagi para pedagang.
Para pedagang di Pasar Barito menyuarakan kekhawatiran mereka terkait rencana revitalisasi ini. Mereka khawatir bahwa proses revitalisasi akan mengganggu aktivitas perdagangan dan berdampak pada pendapatan harian mereka. Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa biaya sewa kios akan meningkat setelah revitalisasi selesai, yang dapat memberatkan para pedagang kecil.
Untuk meredakan ketegangan, Pemkot Jaksel telah mengadakan dialog dengan perwakilan pedagang Pasar Barito. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah berusaha meyakinkan pedagang bahwa revitalisasi akan dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak. Namun, beberapa pedagang masih merasa skeptis dan menuntut jaminan tertulis mengenai hak-hak mereka pasca-revitalisasi.
Revitalisasi pasar tradisional seperti Pasar Barito memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Di satu sisi, perbaikan fasilitas dapat meningkatkan daya tarik pasar dan menarik lebih banyak pengunjung. Namun, di sisi lain, perubahan yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam mata pencaharian pedagang kecil yang telah lama beroperasi di sana.
Para pedagang berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi yang adil dan berkelanjutan. Mereka menginginkan adanya transparansi dalam setiap tahap revitalisasi dan keterlibatan aktif dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, diharapkan revitalisasi dapat berjalan lancar tanpa mengorbankan kepentingan pedagang.
Ketegangan antara Pemkot Jaksel dan pedagang Pasar Barito mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam upaya modernisasi pasar tradisional. Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan aspirasi pedagang dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dengan pendekatan yang inklusif dan transparan, revitalisasi Pasar Barito dapat menjadi contoh sukses bagi pengembangan pasar tradisional lainnya di Indonesia.