Depok – Taman Baca Perigi, yang dulunya hanya berupa saung sederhana dan nyaris runtuh, kini telah bertransformasi menjadi pusat literasi yang memancarkan cahaya pengetahuan di Depok. Perubahan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak pihak yang peduli terhadap pendidikan dan literasi.
Taman Baca Perigi didirikan dengan tujuan mulia untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat Depok. Namun, perjalanan menuju tujuan tersebut tidaklah mudah. Pada awalnya, taman baca ini hanya berupa saung kecil yang kondisinya memprihatinkan. “Kami memulai dengan fasilitas yang sangat terbatas, tetapi semangat kami tidak pernah pudar,” ujar salah satu pengelola taman baca.
Para pengelola Taman Baca Perigi bekerja keras untuk menghidupkan kembali tempat ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, mereka berhasil mengumpulkan buku-buku dan memperbaiki fasilitas yang ada. “Kami percaya bahwa literasi adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan masa depan yang lebih baik,” tambah pengelola tersebut.
Peran serta komunitas dan dukungan dari pemerintah setempat sangat penting dalam transformasi Taman Baca Perigi. Berbagai kegiatan literasi, seperti diskusi buku, lokakarya, dan acara membaca bersama, rutin diadakan untuk menarik minat masyarakat. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak yang telah membantu kami,” kata salah satu relawan.
Keberadaan Taman Baca Perigi telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Depok. Anak-anak dan remaja kini memiliki akses yang lebih baik terhadap buku dan pengetahuan. “Anak-anak kami jadi lebih rajin membaca dan belajar,” ungkap seorang ibu yang sering mengajak anaknya ke taman baca.
Selain itu, taman baca ini juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas literasi yang aktif berdiskusi dan berbagi pengetahuan. Hal ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang.
Meskipun telah mengalami banyak kemajuan, Taman Baca Perigi masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan dana dan fasilitas. Namun, para pengelola tetap optimis dan berharap dapat terus mengembangkan taman baca ini. “Kami berharap bisa menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan kualitas fasilitas yang ada,” ujar pengelola.
Transformasi Taman Baca Perigi dari saung runtuh menjadi pusat literasi di Depok adalah contoh nyata dari kekuatan semangat dan kerja sama. Dengan dukungan komunitas dan pemerintah, taman baca ini berhasil menjadi cahaya literasi yang menerangi masyarakat. Semoga kisah ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli terhadap pendidikan dan literasi, serta terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.