Pada tanggal 30 Juli 2025, suasana di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) berubah menjadi tegang setelah pertandingan final AFF U-23. Kericuhan pecah di antara para suporter yang hadir, mengakibatkan penangkapan 22 orang dan dua orang mengalami luka-luka. Insiden ini menarik perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan dalam acara olahraga besar.
Kericuhan dimulai setelah pertandingan berakhir, ketika ketegangan antara dua kelompok suporter meningkat. Situasi semakin memanas ketika beberapa suporter mulai melemparkan benda-benda ke arah lapangan dan saling dorong dengan suporter lawan. Pihak keamanan stadion segera bertindak untuk meredakan situasi, namun kericuhan sudah terlanjur meluas.
Pihak kepolisian yang bertugas di lokasi segera melakukan intervensi untuk mengendalikan situasi. Sebanyak 22 suporter ditangkap karena terlibat dalam kericuhan tersebut. Mereka dibawa ke kantor polisi terdekat untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Polisi juga menyita beberapa barang bukti yang diduga digunakan dalam kericuhan.
Dua orang suporter dilaporkan mengalami luka-luka akibat insiden ini. Mereka segera mendapatkan perawatan medis di lokasi sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Kondisi kedua korban dilaporkan stabil, namun insiden ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatan penonton dalam acara olahraga.
Pihak penyelenggara pertandingan menyatakan penyesalan mendalam atas insiden yang terjadi dan berkomitmen untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di masa depan. Mereka juga berterima kasih kepada pihak kepolisian dan petugas keamanan stadion yang telah bertindak cepat untuk mengendalikan situasi. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan menekankan pentingnya menjaga sportivitas dalam mendukung tim kesayangan.
Menanggapi insiden ini, pihak penyelenggara dan otoritas terkait berencana untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan dalam acara olahraga. Beberapa langkah yang diusulkan antara lain:
1.Menambah jumlah petugas keamanan dan melakukan patroli rutin di sekitar stadion untuk mencegah kericuhan.
2.Memasang kamera pengawas di titik-titik strategis untuk memantau aktivitas penonton dan mendeteksi potensi kericuhan.
3.Mengadakan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran suporter mengenai pentingnya menjaga sportivitas dan ketertiban selama pertandingan.
4.Meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan respons cepat terhadap situasi darurat.
Kericuhan yang terjadi di final AFF U-23 di GBK menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban dalam acara olahraga. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan kerjasama antara pihak penyelenggara, kepolisian, dan masyarakat, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa depan. Sportivitas dan rasa saling menghormati antar suporter adalah kunci untuk menciptakan suasana yang aman dan kondusif dalam setiap pertandingan.