Di tengah gemuruh perkembangan kota, sebuah pintu air peninggalan era kolonial Belanda di Tambun, Kabupaten Bekasi, kini tersembunyi di balik bangunan liar. Pintu air ini, yang dulunya berfungsi sebagai pengendali aliran air untuk irigasi dan pencegahan banjir, kini hampir tak terlihat dan terabaikan. Keberadaan pintu air ini menjadi saksi bisu dari sejarah panjang pengelolaan air di wilayah tersebut.
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Tambun, banyak bangunan liar yang didirikan tanpa izin di sekitar pintu air tersebut. Bangunan-bangunan ini tidak hanya menutupi pintu air, tetapi juga mengganggu fungsi utamanya. “Kami bahkan tidak tahu ada pintu air di sini karena tertutup oleh bangunan,” ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Tertimbunnya pintu air oleh bangunan liar ini berdampak signifikan terhadap pengelolaan air di Tambun. Fungsi irigasi dan pengendalian banjir yang seharusnya dijalankan oleh pintu air ini menjadi terhambat. Akibatnya, wilayah sekitar lebih rentan terhadap banjir, terutama saat musim hujan tiba. “Ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kami yang tinggal di dekat aliran sungai,” kata seorang petani lokal.
Menanggapi situasi ini, pemerintah setempat berencana untuk melakukan penertiban terhadap bangunan liar yang menutupi pintu air. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi pintu air dan meningkatkan pengelolaan air di wilayah tersebut. “Kami akan bekerja sama dengan masyarakat untuk memastikan bahwa pintu air ini dapat berfungsi kembali,” ujar seorang pejabat pemerintah daerah.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya pelestarian warisan sejarah, seperti pintu air peninggalan kolonial, yang memiliki nilai historis dan fungsional. Dengan menjaga dan merawat infrastruktur peninggalan masa lalu, kita tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga memanfaatkan fungsinya untuk kepentingan masyarakat saat ini. “Pelestarian ini penting untuk generasi mendatang,” kata seorang sejarawan lokal.
Mengembalikan fungsi pintu air di Tambun adalah langkah penting untuk memastikan pengelolaan air yang efektif dan mencegah bencana banjir di masa depan. Dengan dukungan dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan pintu air ini dapat kembali berfungsi dan menjadi bagian dari solusi pengelolaan air di wilayah tersebut. Pelestarian warisan sejarah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.