Jakarta, 27 April 2025 – Dave Laksono, Ketua Komisi I DPR, menyoroti fenomena premanisme yang dianggapnya sebagai salah satu penghalang utama bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam pernyataannya, Dave menekankan bahwa praktik premanisme tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menghambat investasi dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.
Menurut Dave, premanisme menciptakan suasana investasi yang tidak kondusif. Para investor, baik domestik maupun asing, sering kali merasa enggan untuk menanamkan modalnya di wilayah-wilayah yang masih dikuasai oleh kelompok preman. “Premanisme menimbulkan ketidakpastian dan rasa tidak aman bagi para investor. Ini jelas berdampak negatif terhadap upaya kita untuk menarik investasi,” ujar Dave dalam sebuah diskusi di Jakarta.
Pemerintah, lanjut Dave, telah berupaya keras untuk memberantas premanisme melalui berbagai kebijakan dan operasi penegakan hukum. Namun, ia menekankan bahwa upaya ini harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. “Kita perlu pendekatan yang komprehensif, melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat, untuk mengatasi masalah ini,” tambahnya.
Dave juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi premanisme. Menurutnya, masyarakat harus berani melaporkan tindakan premanisme kepada pihak berwenang dan tidak takut untuk bersuara. “Keterlibatan masyarakat sangat penting. Tanpa dukungan dari masyarakat, upaya pemberantasan premanisme tidak akan efektif,” tegas Dave.
Dengan mengatasi premanisme, Dave berharap Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Ia optimis bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. “Kita harus bersatu untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman dan sejahtera,” pungkasnya.
Premanisme merupakan tantangan serius bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan masalah ini dapat diatasi, sehingga Indonesia dapat menciptakan iklim investasi yang lebih baik dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini.