Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang bersemayam di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menampakkan gejolak vulkaniknya pada Minggu, 6 April 2025, tepat pukul 00.04 WITA. Letusan ini memuntahkan abu vulkanik yang menjulang hingga 700 meter di atas puncak gunung. Informasi ini disampaikan oleh Emanuel Rofinus Bere, petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA).
Menurut Emanuel, kolom abu yang dihasilkan selama letusan berwarna kelabu dengan intensitas pekat, bergerak ke arah timur laut dan timur. Aktivitas ini terekam jelas di seismogram PPGA Lewotobi Laki-Laki dengan amplitudo maksimum mencapai 4,4 milimeter dan berlangsung selama satu menit 55 detik. “Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 4,4 mm dan durasi sekitar 1 menit 55 detik,” jelas Emanuel dari PPGA di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang.
Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang menjulang setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut dan terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ilebura, saat ini berada pada status siaga atau level III. PPGA telah mengeluarkan rekomendasi tegas agar masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam kilometer dari pusat letusan. “Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dan pengunjung/wisatawan dilarang melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat letusan,” tegas Emanuel.
Emanuel juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah, serta tidak mudah percaya pada isu-isu yang tidak jelas sumbernya. “Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki harus waspada terhadap potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung, terutama di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote,” tambah Emanuel.
Selain itu, PPGA mengimbau masyarakat yang terdampak hujan abu untuk selalu menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari bahaya abu vulkanik terhadap sistem pernapasan. Di sisi lain, PPGA juga meminta agar Pemerintah Daerah terus berkoordinasi dengan petugas PPGA Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki menuntut kewaspadaan tinggi dari masyarakat dan pihak berwenang. Dengan mengikuti rekomendasi dan arahan dari PPGA serta Pemerintah Daerah, diharapkan dampak negatif dari aktivitas vulkanik ini dapat diminimalisir. Koordinasi yang baik antara berbagai pihak menjadi kunci dalam menghadapi ancaman bencana alam ini.