Pada Minggu malam (27/4), Gunung Lewotobi Laki-laki meletus, menyebarkan abu vulkanik hingga ke Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun jarak antara gunung dan kota mencapai sekitar 90 kilometer, abu vulkanik tetap terasa oleh penduduk setempat. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Hallan, mengonfirmasi bahwa debu vulkanik memang mencapai Larantuka.
Walaupun sebaran abu tidak setebal di sekitar gunung, hal ini cukup mengganggu aktivitas warga Kota Larantuka. Namun, Avelina menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada kepanikan yang timbul di kalangan warga. “Sejauh ini tidak menimbulkan kepanikan, mungkin warga sudah pernah merasakan sehingga tidak terlalu panik,” ujarnya.
Selain abu vulkanik, warga juga mendengar suara dentuman besar dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Dentuman tersebut terjadi pada pukul 21.15 WITA dan sempat mengagetkan warga Larantuka. “Hanya warga kaget ketika mendengar dentuman keras dari letusan tadi malam, terdengar sampai di Larantuka,” jelas Avelina.
Di empat titik pengungsian yang berada di Desa Konga, Lewolaga, Bokang, dan Kobasoma, warga tidak terganggu oleh letusan tersebut. Warga dari desa terdampak tidak diizinkan kembali ke rumah mereka untuk menghindari risiko jika gunung kembali meletus. Total pengungsi, baik yang berada di lokasi pengungsian maupun pengungsi mandiri, saat ini berjumlah 4.116 jiwa. Status tanggap darurat bencana alam akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlaku hingga 14 Agustus 2025.
Yakobus Nggiri, salah satu warga Kota Larantuka, mengungkapkan bahwa selain debu, getaran akibat letusan juga dirasakan hingga ke kota tersebut. “Selain debu, ada juga getaran yang membuat kaget kita di sini. Kita kaget juga ada suara besar dan getaran,” kata Yakobus. Meskipun demikian, warga tidak sampai panik, hanya sempat kaget akibat dentuman dan getaran yang dirasakan.
Sebelumnya, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki, Heman Yosef Mboro, melaporkan bahwa letusan terjadi pada pukul 21.15 WITA dengan semburan abu vulkanik mencapai 4 kilometer. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah utara dan timur laut. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 1 menit 4 detik.
Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ilebura, memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut dan saat ini berstatus siaga atau level III. Pihak berwenang terus memantau aktivitas gunung dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat untuk memastikan keselamatan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan letusan berikutnya.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki memberikan dampak signifikan hingga ke Kota Larantuka, meskipun tidak menimbulkan kepanikan di kalangan warga. Dengan status siaga yang masih berlaku, pihak berwenang terus berupaya memastikan keselamatan warga dan memberikan informasi terkini mengenai aktivitas gunung. Dukungan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam ini.