XVG – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengumumkan pertemuan penting antara perwakilan Rusia dan Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung di Istanbul, Turki. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari diskusi sebelumnya yang diadakan di Arab Saudi. Lavrov menekankan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membahas masalah sistemik yang telah muncul akibat tindakan ilegal pemerintahan AS sebelumnya, yang menciptakan hambatan bagi kegiatan Kedutaan Besar Rusia. Hal ini, menurut Lavrov, juga berdampak pada kondisi kerja Kedutaan Besar AS di Moskow.
Lavrov berharap pertemuan di Istanbul dapat memberikan kejelasan mengenai sejauh mana kedua pihak dapat bergerak cepat dan efektif dalam menyelesaikan isu-isu yang ada. Selain itu, Lavrov juga menyoroti pentingnya penyelesaian konflik Israel-Palestina, yang menjadi perhatian utama Moskow. Ia menyatakan kekhawatiran Rusia terhadap tindakan tentara Israel yang melampaui perjanjian gencatan senjata, yang berpotensi meningkatkan ketegangan di lapangan.
Rusia, bersama Qatar, mendukung upaya menuju pembentukan negara Palestina. Lavrov menegaskan bahwa pembentukan negara Palestina adalah isu utama yang harus diselesaikan. Dialog produktif antara Rusia dan Liga Arab terus berlangsung, dengan fokus pada koordinasi harian mengenai berbagai masalah, termasuk masa depan Palestina.
Rusia menaruh harapan besar pada pertemuan puncak Liga Arab yang akan datang di Kairo. Pertemuan ini akan membahas masa depan Jalur Gaza dalam konteks berbagai proposal, termasuk kemungkinan mengubahnya menjadi zona wisata. Lavrov menekankan pentingnya melindungi hak warga Palestina untuk tinggal di tanah mereka, dan Rusia berkomitmen untuk menggunakan pengaruhnya di panggung internasional, termasuk di PBB, untuk memastikan proses ini berjalan secara konstruktif.
Pertemuan gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam yang dijadwalkan pada 14 Maret di Istanbul akan membahas hubungan Israel-Palestina, Israel-Lebanon, dan Israel-Suriah. Lavrov menyoroti bahwa pergerakan pasukan Israel ke selatan Republik Arab Suriah menciptakan realitas baru yang memerlukan langkah-langkah konstruktif untuk menyeimbangkan kepentingan keamanan dan pembangunan di kawasan tersebut.
Rusia berkomitmen untuk memastikan bahwa perkembangan di Suriah tidak mengarah pada pertikaian sipil. Lavrov juga mengkritik sikap Eropa yang mengaitkan pencabutan sanksi dari Suriah dengan syarat ‘mengusir Rusia’ dari negara tersebut.
Berpindah ke konflik Rusia-Ukraina, Lavrov menyatakan bahwa Rusia menunggu para pemimpin Eropa untuk berhenti menyebarkan informasi yang salah tentang Moskow yang menghalangi negosiasi. Ia menuduh Eropa menjalankan kebijakan yang usang dan gagal terhadap Ukraina, yang secara aktif menghasut Kyiv untuk memperpanjang konflik. Lavrov menekankan bahwa setiap kali ada perubahan dalam keseimbangan politik di Ukraina, Eropa segera merespons dengan mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Kyiv.
Lavrov mengkritik upaya rezim Ukraina untuk menghapus identitas Rusia melalui undang-undang yang memengaruhi pendidikan, media, dan budaya. Ia menegaskan bahwa Ukraina harus dibebaskan dari undang-undang diskriminatif ini. Lavrov juga menolak kemungkinan pengerahan pasukan Eropa di Ukraina, dengan menyatakan bahwa pendekatan yang didorong oleh Prancis dan Inggris lebih cenderung meningkatkan konflik daripada meredakannya.
Pertemuan diplomatik antara Rusia dan AS di Istanbul diharapkan dapat membuka jalan bagi penyelesaian berbagai isu internasional yang kompleks. Dengan tantangan yang ada, baik di Timur Tengah maupun di Ukraina, dialog dan diplomasi tetap menjadi kunci untuk mencapai solusi damai dan berkelanjutan. Rusia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mencari jalan keluar yang konstruktif bagi semua pihak yang terlibat.