XVG – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengusulkan pertukaran tanah sebagai strategi negosiasi dengan Rusia. Tawaran ini disampaikan menjelang pertemuannya dengan Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, di Munich, Jerman, pada Rabu (12/2/2025). Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam sikap Zelensky, yang sebelumnya menolak menyerahkan wilayah setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Meskipun tawaran ini menunjukkan sikap terbuka dari pihak Ukraina, Moskow menanggapinya dengan skeptis, menyebutnya sebagai omong kosong belaka. Sikap Rusia ini mencerminkan ketegangan yang masih tinggi antara kedua negara, meskipun ada upaya diplomasi dari pihak Ukraina.
Pertemuan Zelensky dengan JD Vance di Munich menjadi momen penting dalam upaya diplomasi ini. Vance dikenal sebagai pengkritik vokal terhadap dukungan militer AS untuk Ukraina, sehingga pertemuan ini diharapkan dapat membuka dialog lebih lanjut mengenai dukungan internasional bagi Ukraina.
Dalam wawancara dengan media Inggris, The Guardian, pada Selasa (11/2), Zelensky menyatakan kesiapan Kyiv untuk melakukan pembicaraan serius. Ia menegaskan bahwa Ukraina siap menukar wilayah dengan Rusia, termasuk tanah di Kursk yang direbut pasukan Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu.
Zelensky juga menyoroti pentingnya dukungan Amerika Serikat dalam menjamin keamanan Ukraina. Menurutnya, jaminan keamanan tanpa keterlibatan Amerika bukanlah jaminan yang sesungguhnya. Pernyataan ini menegaskan ketergantungan Ukraina pada dukungan internasional, terutama dari AS, dalam menghadapi ancaman dari Rusia.
Tawaran pertukaran tanah oleh Zelensky merupakan langkah diplomasi yang berani dalam upaya menyelesaikan konflik dengan Rusia. Meskipun mendapat tanggapan skeptis dari Moskow, langkah ini menunjukkan komitmen Ukraina untuk mencari solusi damai. Dengan dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat, diharapkan negosiasi ini dapat membawa perubahan positif bagi stabilitas kawasan.