XVG – Sebuah insiden memilukan mengguncang Kabupaten Mimika, Papua Tengah, ketika seorang nenek bernama Yustina Koiro (70) kehilangan nyawanya akibat serangan buaya saat mencari kepiting di sungai. Setelah tiga hari pencarian intensif, jasad korban akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Kapolsek Mimika Barat, Iptu Jamiludin, mengonfirmasi kejadian ini dan menyatakan bahwa korban berasal dari Kampung Monoware.
Peristiwa tragis ini terjadi di Sungai Amar, Timika Barat, Kabupaten Mimika, pada Sabtu (8/2) sekitar pukul 15.00 WIT. Namun, jenazah Yustina baru berhasil ditemukan pada Senin (10/1) pukul 08.00 WIT. “Jenazahnya ditemukan pagi tadi di Sungai Amar dan telah dimakamkan oleh keluarga pada pukul 11.00 WIT,” ungkap Jamiludin.
Menurut keterangan Jamiludin, Yustina bersama anaknya dan 20 orang lainnya berangkat menggunakan perahu menuju Sungai Amar untuk mencari kepiting. Namun, malang tak dapat ditolak, saat Yustina hendak mandi di pinggir sungai, ia tiba-tiba diserang oleh seekor buaya. “Saat turun ke sungai, tiba-tiba diserang oleh buaya dan korban diseret masuk ke dalam air. Kejadian ini disaksikan langsung oleh anaknya, Fransisko Okoro,” jelas Jamiludin.
Setelah kejadian tersebut, tim pencari yang terdiri dari warga setempat dan pihak berwenang segera dikerahkan untuk mencari korban. Pencarian dilakukan dengan menyusuri aliran sungai dan memeriksa setiap sudut yang mungkin menjadi tempat persembunyian buaya. Setelah tiga hari pencarian yang melelahkan, akhirnya jenazah Yustina ditemukan dan segera dievakuasi untuk dimakamkan.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat setempat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai yang diketahui menjadi habitat buaya. Pihak berwenang juga diharapkan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Sosialisasi mengenai bahaya buaya dan cara-cara menghindarinya perlu ditingkatkan untuk melindungi keselamatan warga.
Kehilangan Yustina Koiro meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Kampung Monoware. Kejadian ini tidak hanya menjadi tragedi bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai di alam liar. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas di alam bebas.