XVG – Rusia dengan tegas menampik tawaran yang diajukan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terkait pertukaran wilayah sebagai bagian dari negosiasi untuk mengakhiri konflik antara kedua negara. Moskow menyebut tawaran tersebut sebagai “omong kosong”. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menyatakan penolakannya terhadap usulan Zelensky untuk menukar wilayah yang saat ini dikuasai pasukan Kyiv dengan wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Moskow.
Dmitry Medvedev, yang pernah menjabat sebagai Presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012, menegaskan bahwa satu-satunya cara bagi Ukraina untuk pulih adalah dengan “merasa seperti orang Rusia lagi”. Dalam komentarnya yang disampaikan melalui Telegram, Medvedev menyebut bahwa tindakan invasi Rusia ke Ukraina tidak mampu sepenuhnya mengubah pandangan para pemimpin Ukraina yang dianggapnya sebagai “badut haram”. Ia menambahkan bahwa satu-satunya cara bagi mereka untuk pulih adalah dengan kembali merasakan identitas sebagai orang Rusia, sesuai dengan nasihat dari Presiden Amerika Serikat.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat menyatakan bahwa Ukraina “mungkin akan menjadi bagian Rusia suatu hari nanti”. Komentar ini disampaikan menjelang pertemuan antara Wakil Presiden AS, JD Vance, dengan Zelensky di Munich, Jerman, pada akhir pekan ini. Pernyataan Trump tersebut menambah ketegangan dalam situasi yang sudah memanas antara Rusia dan Ukraina.
Lebih lanjut, Medvedev menegaskan bahwa Rusia telah menunjukkan kemampuannya untuk mencapai “perdamaian melalui kekuatan” militer. Hal ini termasuk serangan drone dan rudal yang menghantam Kyiv pada Rabu (12/2) waktu setempat. Serangan ini menunjukkan bahwa Rusia tidak segan-segan menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan politiknya.
Tawaran pertukaran wilayah ini pertama kali disampaikan oleh Zelensky dalam wawancara dengan media terkemuka Inggris, The Guardian, pada Selasa (11/2) waktu setempat. Dalam wawancara tersebut, Presiden Ukraina menyatakan kesiapan negaranya untuk melakukan pembicaraan serius. “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lainnya,” ucap Zelensky, menambahkan bahwa dirinya siap untuk menukarkan tanah di Kursk, Rusia, yang direbut pasukan Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu.
Tawaran ini menandai pergeseran posisi Zelensky, yang sebelumnya menolak untuk menyerahkan wilayah apa pun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu. Menurut peta medan perang terbuka, pasukan Rusia saat ini menguasai kurang dari 20 persen wilayah Ukraina, atau seluas lebih dari 112.000 kilometer persegi, sementara pasukan Kyiv menguasai sekitar 450 kilometer persegi wilayah Kursk yang ada di bagian barat Rusia.
Penolakan Rusia terhadap tawaran pertukaran wilayah dari Zelensky menunjukkan betapa kompleks dan tegangnya situasi antara kedua negara. Dengan pernyataan keras dari Medvedev dan dukungan dari Presiden AS, Donald Trump, konflik ini tampaknya masih jauh dari kata selesai. Upaya diplomasi dan negosiasi tetap menjadi harapan bagi tercapainya perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.