XVG – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Adies Kadir, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk menghemat anggaran jika harga minyak mentah dunia terus mengalami penurunan. Pernyataan ini disampaikan di tengah situasi inflasi dan tren penurunan harga komoditas global.
Saat ini, harga minyak mentah berada di kisaran US$ 72 per barel, lebih rendah dari asumsi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yaitu sebesar US$ 82 per barel. “Harga komoditi dalam tren yang menurun tidak terkecuali kemungkinan menurunnya harga minyak mentah dunia yang saat ini di kisaran US$ 72 per barel, masih di bawah asumsi APBN sebesar US$ 82 per barel,” ujar Adies dalam acara Outlook Ekonomi DPR yang diselenggarakan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom, didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, di Jakarta, Rabu (5/2/2024).
Adies juga menyoroti rencana Amerika Serikat untuk menambah pasokan minyak mentah sebagai respons terhadap kebijakan darurat energi. Langkah ini diambil untuk menghindari risiko inflasi akibat kenaikan produksi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Adies, jika terjadi peningkatan tensi geopolitik atau konflik yang mempengaruhi rantai pasok minyak mentah, hal ini dapat menekan harga komoditas, termasuk minyak mentah dunia.
Dalam skenario penurunan harga minyak dunia, Adies menyatakan bahwa Indonesia dapat menghemat anggaran dalam APBN 2025. “Turunnya harga minyak mentah dunia akan memberikan keuntungan bagi APBN 2025 terutama dalam hal hemat anggaran subsidi BBM,” jelasnya. Penghematan ini diharapkan dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Adies berharap bahwa dengan kondisi penurunan harga minyak, target inflasi nasional pada tahun 2025 dapat tercapai, yaitu berada di kisaran 2,5% yang dianggap rendah dan aman. Ia menambahkan bahwa asumsi APBN terkait inflasi diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan berada di kisaran 5,2%.
“Sungguh pun inflasi ternyata meningkat di atas 2,5%, hal ini masih dapat diterima sepanjang pertumbuhan ekonomi jauh berada di atas 5,2%,” tutup Adies.
Penurunan harga minyak mentah dunia membuka peluang bagi Indonesia untuk melakukan penghematan anggaran, khususnya dalam subsidi BBM. Dengan strategi yang tepat, pemerintah diharapkan dapat memanfaatkan kondisi ini untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan. Langkah ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.