XVG – Di tengah pusaran ketegangan global, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menggelar pertemuan penting dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Ankara. Pertemuan ini berlangsung saat Kyiv berupaya memperkuat posisinya dalam menghadapi perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Seperti dilaporkan oleh AFP pada Selasa (18/2/2025), Zelensky tiba di ibu kota Turki setelah melakukan perjalanan dari Uni Emirat Arab (UEA). Melalui platform Telegram, Zelensky menyatakan bahwa diskusi dengan Erdogan akan mencakup pertukaran tahanan dan isu-isu strategis lainnya.
Pertemuan di istana Presiden Erdogan dimulai sekitar pukul 11.15 waktu setempat, hanya beberapa jam setelah pertemuan tingkat tinggi antara diplomat AS dan Rusia di Arab Saudi. Ini merupakan pertemuan pertama mereka sejak invasi Rusia ke Ukraina hampir tiga tahun lalu. Zelensky, yang terakhir kali mengunjungi Turki pada Maret 2024, berharap dapat memperkuat kerja sama antara kedua negara. Fahrettin Altun, ajudan utama Erdogan, sebelumnya menyatakan bahwa diskusi akan difokuskan pada cara-cara untuk “lebih memperkuat kerja sama” antara Turki dan Ukraina.
Sebagai anggota NATO, Turki berusaha menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangganya yang terlibat konflik di Laut Hitam. Erdogan telah menempatkan dirinya sebagai perantara utama dan berpotensi menjadi pembawa damai antara pihak-pihak yang bertikai. Meskipun Turki telah menyediakan pesawat nirawak untuk Ukraina, negara ini menghindari sanksi yang dipimpin Barat terhadap Moskow. Bersama dengan Saudi dan UEA, Turki telah memainkan peran penting dalam menengahi beberapa kesepakatan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, yang telah memungkinkan ratusan tahanan kembali ke rumah meskipun konflik masih berlangsung.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di Riyadh. Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya Kremlin untuk membuka kembali hubungan dengan Washington. Para pejabat AS dan Rusia sedang merencanakan pertemuan puncak antara kedua pemimpin mereka. Namun, Eropa dan Kyiv khawatir bahwa pertemuan ini dapat mengarah pada upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina tanpa melibatkan mereka.
Pertemuan antara Erdogan dan Zelensky di Ankara menandai langkah penting dalam upaya memperkuat kerja sama bilateral di tengah ketegangan global. Dengan peran Turki sebagai perantara dan pembawa damai potensial, diharapkan diskusi ini dapat menghasilkan solusi yang konstruktif bagi kedua negara. Sementara itu, perkembangan diplomasi internasional antara AS dan Rusia terus menjadi perhatian utama, dengan harapan bahwa perdamaian yang adil dan berkelanjutan dapat segera tercapai di Ukraina.