XVG – Sepanjang tahun 2024, pertumbuhan kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang tersedia, pertumbuhan kredit UMKM hanya mencapai 3% secara tahunan (year-on-year/yoy), yang merupakan tingkat pertumbuhan terendah dalam tiga tahun terakhir. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan pertumbuhan portofolio kredit industri yang mencapai 10,39% yoy.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menekankan bahwa dukungan sektor jasa keuangan terhadap UMKM tidak semata-mata diukur dari besaran kredit dan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan. Menurutnya, ada faktor lain yang turut mempengaruhi dinamika pertumbuhan kredit UMKM.
Dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (11/2/2025), Mahendra mengungkapkan bahwa pertumbuhan signifikan terjadi di industri pindar, termasuk produk baru seperti Buy Now Pay Later (BNPL). “Pada saat yang sama, besar sekali pertumbuhan yang terjadi di industri pindar. Begitu juga dengan produk yang relatif baru yaitu BNPL,” ujar Mahendra.
OJK mencatat bahwa intermediasi non-konvensional, seperti pinjaman daring melalui fintech peer-to-peer (P2P) lending, menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Outstanding pinjaman daring fintech P2P lending mencapai Rp 77,02 triliun, tumbuh 29,14% sepanjang 2024. Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya penggunaan internet di Indonesia.
Untuk mendukung pertumbuhan industri pindar, OJK terus melakukan penguatan melalui berbagai kebijakan, termasuk aturan permodalan, manajemen risiko, dan pengaturan tingkat bunga. “Dan secara umum dilakukan upaya literasi inklusi supaya tidak terjebak pada risiko yang tidak diinginkan,” tambah Mahendra.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa sektor mikro mengalami perlambatan pertumbuhan kredit yang paling dalam. Pada Desember 2024, kredit mikro hanya tumbuh 0,8% yoy, jauh menurun dibandingkan pertumbuhan 24,5% yoy pada Desember 2023. Sementara itu, pada Desember 2023, kredit UMKM secara keseluruhan tumbuh 7,9% yoy.
Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM di 2024 menandakan adanya tantangan yang harus dihadapi oleh sektor ini. Namun, di sisi lain, pertumbuhan pesat di industri pindar dan produk BNPL menunjukkan adanya peluang baru yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dari OJK dan peningkatan literasi keuangan, diharapkan UMKM dapat lebih beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan pertumbuhan di masa mendatang.
Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM di 2024 menjadi pengingat akan pentingnya dukungan dan inovasi dalam sektor keuangan. Dengan memanfaatkan teknologi dan produk keuangan baru, serta didukung oleh kebijakan yang tepat, UMKM diharapkan dapat mengatasi tantangan yang ada dan terus berkembang di masa depan. OJK dan pelaku industri keuangan perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan.