XVG – Yusron Ihza Mahendra, mantan Duta Besar RI untuk Jepang, baru saja memperkenalkan novel terbarunya yang berjudul ‘Irian Barat’. Novel ini berlatar belakang era Perang Dingin dan mengungkap misteri di balik pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-35, John F. Kennedy, pada tahun 1963. Dalam acara peluncuran yang berlangsung di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025), Yusron menyatakan bahwa novel ini adalah upayanya untuk memberikan perspektif baru dalam memandang sejarah, yang selama ini lebih banyak ditulis oleh para pemenang.
Yusron menekankan pentingnya melihat sejarah dari sudut pandang yang berbeda. “Dengan adanya kesempatan ini, saya mencoba memberikan perspektif lain dalam memandang sejarah ini dan mudah-mudahan ini akan memperkaya pemahaman kita tentang apa yang telah terjadi di masa lalu,” ujar Yusron. Novel ini ditulis selama kurang lebih 10 bulan dan menjadi karya perdana Yusron dalam bentuk novel.
Yusron memilih untuk menerbitkan ‘Irian Barat’ dalam bentuk novel karena ingin menjangkau pembaca dari berbagai kalangan. Menurutnya, novel lebih menarik dibandingkan buku non-fiksi yang cenderung dibaca oleh orang-orang serius. “Kalau menulis buku yang serius (non-fiksi), yang baca orang-orang serius juga. Tapi kalau menulis novel, mungkin orang yang sambil tiduran (rebahan) itu juga baca, padahal isinya serius juga,” jelas Yusron.
Selain ‘Irian Barat’, Yusron juga tengah mempersiapkan novel lain yang bertema sejarah. Novel tersebut sudah mencapai sekitar 60 persen penyelesaian dan berlatar belakang peristiwa G30S PKI. “Sebenarnya saya telah menulis novel yang kedua dan sudah 60 persen saya tulis. Latarnya itu masih peristiwa G30S PKI,” imbuh Yusron. Ia mengaku menulis novel menjadi semacam kecanduan baginya.
Novel ‘Irian Barat’ terdiri dari 464 halaman dan mengungkap tabir gelap di balik salah satu konspirasi politik terbesar abad ke-20: Pembunuhan John F. Kennedy di Dallas pada 1963. Dengan latar Perang Dingin, persaingan ideologi, dan kepentingan ekonomi korporat besar Amerika, novel ini membawa pembaca ke dalam perjalanan penuh ketegangan, menguak rahasia di balik tragedi yang mengubah wajah dunia.
Graham Edward Miller, mantan agen CIA yang meninggalkan dunia intelijen karena muak dengan trik-trik kotor, bertemu dengan Jane Hellen Lewis, seorang wartawan investigatif yang gigih dari Dallas Tribune. Bersama, mereka menyelidiki kematian Kennedy yang penuh kejanggalan. Kesimpulan Komisi Warren yang menuding Lee Harvey Oswald sebagai pelaku tunggal dinilai tidak memuaskan. Kecurigaan mereka mengarah pada keterlibatan Allen Dulles, mantan Direktur CIA yang dipecat Kennedy, dan korporasi besar Rockefeller yang mengincar kekayaan alam Irian Barat.
‘Irian Barat’ bukan hanya cerita tentang konspirasi dan perjuangan mengungkap kebenaran, tetapi juga kisah tentang cinta dan kebencian, kesetiaan dan pengkhianatan, keberanian, dan kekuatan tekad di tengah dunia yang penuh intrik. Novel ini menggugah pikiran, menggetarkan hati, dan membawa pembaca memahami sejarah kelam yang terlupakan.
Dengan peluncuran novel ini, Yusron Ihza Mahendra berharap dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya wawasan sejarah dan mengajak pembaca untuk melihat peristiwa masa lalu dari sudut pandang yang berbeda. Novel ‘Irian Barat’ diharapkan dapat menjadi bacaan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah yang kompleks.