XVG – Dalam sebuah pertemuan yang menggugah semangat kebangsaan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa visi misi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang dikenal dengan sebutan Asta Cita, selaras dengan nilai-nilai Islam dan Al-Qur’an. Pernyataan ini disampaikan dalam acara ‘Sarasehan Ulama: Asta Cita Dalam Perspektif Ulama’ yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/2/2025).
Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Asta Cita, khususnya poin keempat yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia, mencerminkan prinsip-prinsip Islami. Ia mengaitkan hal ini dengan kisah Raja Thalut dalam Al-Qur’an, yang dipilih sebagai pemimpin karena keunggulan ilmu dan fisiknya. “Menurut saya, Asta Cita itu Islami dan Qur’ani. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Thalut menjadi pemimpin karena kelebihannya,” ujar Abdul Mu’ti.
Ia menambahkan, “Kelebihan yang diberikan Allah kepada Thalut adalah basthotan fil ilmi wal jismi, yaitu ilmu yang luas dan fisik yang kuat. Saya kira, Asta Cita nomor empat sangat Qur’ani.”
Lebih lanjut, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya memiliki kekuatan ilmu dan fisik dalam kehidupan sehari-hari, terutama di dunia kerja. Ia mengutip kisah putri Nabi Syuaib yang menyarankan ayahnya untuk mempekerjakan seseorang yang kuat dan dapat dipercaya. “Putri Nabi Syuaib mengusulkan kepada ayahnya, ‘Bapak, kalau nanti mengangkat orang yang bekerja untuk saya, pilihlah Al Qowiyyu Alaminu, orang yang kuat dan dapat dipercaya’,” jelasnya.
Menurut Abdul Mu’ti, kekuatan ilmu dan fisik adalah kunci untuk sukses di dunia kerja saat ini. “Jika seseorang ingin masuk dunia kerja, ia harus kuat. Tanpa kekuatan, tidak mungkin bisa masuk dunia kerja. Namun, kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan ilmu, dan yang kedua adalah kekuatan fisik. Dunia masa depan adalah dunia yang ditentukan oleh kekuatan ilmu,” tegasnya.
Abdul Mu’ti juga menyoroti relevansi Asta Cita dengan tantangan masa depan yang semakin kompleks. Menurutnya, visi misi ini tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga pada pengembangan kapasitas individu agar mampu bersaing di kancah global. “Asta Cita memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana kita harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan. Ini adalah visi yang komprehensif dan berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya,” katanya.
Pernyataan Abdul Mu’ti mengenai Asta Cita Prabowo Subianto yang sejalan dengan nilai-nilai Islam dan Al-Qur’an menegaskan pentingnya integrasi antara spiritualitas dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan menekankan kekuatan ilmu dan fisik, Asta Cita diharapkan dapat menjadi landasan bagi generasi mendatang untuk menghadapi tantangan global dengan lebih percaya diri dan kompeten.