XVG – Empat ledakan bom mengguncang wilayah timur laut Kolombia, mengakibatkan empat orang mengalami luka-luka. Peristiwa ini terjadi pada Rabu malam (19/2), menimbulkan kekhawatiran terhadap proses perdamaian yang tengah berlangsung di negara tersebut. Berdasarkan laporan AFP, insiden ini menambah ketegangan di wilayah yang sudah bergolak, terutama di dekat perbatasan Kolombia dengan Venezuela.
Pihak kepolisian dan militer Kolombia menuding kelompok gerilya ELN sebagai dalang di balik serangan ini. Sebelumnya, pemerintah Kolombia dan ELN telah membatalkan perundingan damai pada bulan lalu, menambah ketidakpastian di wilayah tersebut. Komandan polisi, Jenderal William Quintero, mengungkapkan kepada W Radio bahwa sebuah bom mobil hampir menghancurkan pintu tol di luar kota Villa del Rosario. Selain itu, bahan peledak juga meledak di kantor polisi di kota yang sama dan di kota tetangga, Cucuta.
Seorang sumber dari pemerintahan departemen Norte de Santander, yang beribu kota di Cucuta, melaporkan kepada AFP bahwa enam orang terluka akibat serangan tersebut. Para analis menilai bahwa situasi keamanan di Kolombia semakin memburuk meskipun ada upaya perdamaian yang dilakukan oleh Presiden Gustavo Petro. Saat ini, serangan militer negara terhadap kelompok bersenjata telah berkurang, namun ancaman dari kelompok-kelompok bersenjata masih ada.
Presiden Gustavo Petro, yang terpilih pada tahun 2022, berjanji untuk membawa “perdamaian total” ke Kolombia. Negara ini telah berjuang untuk mengakhiri konflik bersenjata yang berlangsung selama enam dekade, melibatkan gerilyawan kiri, paramiliter sayap kanan, kartel narkoba, dan pemerintah. Namun, pembicaraan damai dengan kelompok bersenjata yang tersisa telah mengalami kegagalan beberapa kali. Kesepakatan damai yang ditandatangani pada tahun 2016 berhasil melucuti senjata pemberontak kiri FARC, yang merupakan kelompok terbesar di antara kelompok-kelompok tersebut.
Meskipun ada upaya untuk mencapai perdamaian, tantangan besar masih menghadang Kolombia. Serangan bom terbaru ini menunjukkan bahwa kelompok bersenjata masih memiliki kemampuan untuk mengganggu stabilitas dan keamanan negara. Pemerintah Kolombia harus terus berupaya untuk mengatasi ancaman ini dan melanjutkan dialog dengan kelompok-kelompok bersenjata demi mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Ledakan bom di timur laut Kolombia menyoroti tantangan yang dihadapi negara ini dalam mencapai perdamaian. Dengan tuduhan terhadap kelompok ELN dan situasi keamanan yang memburuk, pemerintah Kolombia harus bekerja keras untuk mengatasi ancaman ini. Janji Presiden Gustavo Petro untuk membawa “perdamaian total” harus diwujudkan melalui dialog dan upaya yang berkelanjutan untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung lama.