XVG – Innalillahi wainnailaihi Raji’un. Aceh berduka dengan berpulangnya ulama kharismatik, Abu H. Usman bin Ali, yang lebih dikenal sebagai Abu Kuta Krueng. Beliau menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh, pada Kamis (13/2/2025) sekitar pukul 04.30 WIB. Sebelumnya, Abu Kuta Krueng telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut selama beberapa hari.
Berita wafatnya pimpinan Pondok Pesantren Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Pidie Jaya, ini dengan cepat menyebar di berbagai grup percakapan. Kabar duka tersebut juga diunggah di akun resmi milik pesantren, menambah kesedihan bagi para santri dan masyarakat yang mengenal beliau. “Keluarga besar Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng turut berdoa atas berpulangnya ke Rahmatullah Abu H Usman bin Ali (Abu Kuta Krueng),” demikian tulis akun Instagram resmi pesantren tersebut.
Dalam unggahan lainnya, pihak pesantren menyampaikan bahwa mereka tidak menerima papan bunga dan sejenisnya sebagai bentuk penghormatan terakhir. Hal ini menunjukkan kesederhanaan dan ketulusan yang selalu diajarkan oleh Abu Kuta Krueng semasa hidupnya.
Abu Kuta Krueng dikenal luas sebagai ulama tasawuf yang dihormati di Aceh. Lahir di Kuta Krueng, Pidie Jaya, pada tanggal 31 Desember 1940, beliau telah mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan nilai-nilai Islam dan tasawuf kepada masyarakat. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi para santri, keluarga, dan masyarakat yang selama ini mendapatkan bimbingan dari beliau.
Sebagai seorang ulama, Abu Kuta Krueng tidak hanya dikenal karena ilmunya, tetapi juga karena keteladanan dan kebijaksanaannya dalam memimpin Pondok Pesantren Dayah Darul Munawwarah. Pesantren yang dipimpinnya menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang berpengaruh di Aceh, melahirkan banyak santri yang kini turut berperan dalam menyebarkan ajaran Islam di berbagai daerah.
Kepergian Abu Kuta Krueng meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi masyarakat Aceh. Banyak yang menyampaikan belasungkawa dan doa melalui media sosial, mengenang jasa-jasa beliau dalam menyebarkan ajaran Islam dan membimbing umat. Doa dan harapan agar beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT terus mengalir dari berbagai kalangan.
Kepergian Abu Kuta Krueng merupakan kehilangan besar bagi masyarakat Aceh dan dunia Islam. Warisan ilmu dan keteladanan yang ditinggalkannya akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik bagi beliau di surga-Nya dan memberikan ketabahan bagi keluarga serta para santri yang ditinggalkan.