XVG – Di Palembang, harga emas perhiasan mengalami lonjakan yang mencolok. Saat ini, harga per suku emas hampir menyentuh angka Rp 9 juta, tepatnya Rp 8.950.000. Kenaikan ini mendorong masyarakat lebih memilih menjual emas daripada membelinya. Ricky, pemilik Toko Emas Anda, mengungkapkan bahwa harga emas yang sebelumnya stabil kini melonjak tajam dalam sepekan terakhir. “Harga emas naik hari ini. Sempat stagnan dan dari kemarin naik. Naiknya juga cukup tinggi dalam sepekan ini hampir mencapai Rp 9 juta per suku,” ujarnya pada Rabu (12/2/2025).
Menurut Ricky, kenaikan harga emas ini dipicu oleh isu global, salah satunya adalah perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kebijakan tersebut menyebabkan nilai emas terus melonjak. “Kenaikan harga emas disebabkan isu global. Salah satunya perang dagang yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” jelas Ricky.
Kenaikan harga emas perhiasan dalam beberapa hari terakhir membuat banyak warga memilih untuk menjual emas mereka daripada membeli. Ricky mencatat bahwa meskipun ada yang tetap membeli emas di tengah harga yang tinggi, biasanya mereka adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus terhadap perhiasan dan telah mempersiapkan dana untuk pembelian tersebut. “Ada yang beli meski harga emas naik dan itu memang yang punya uang. Tapi semenjak harga emas naik, banyak yang jual daripada beli,” ungkapnya.
Kenaikan harga emas ini juga berdampak pada inflasi di Palembang. Sepanjang tahun 2024, inflasi di Palembang tercatat sebesar 0,10 persen secara month to month (mtm) dan 3,07 persen secara tahunan. Kenaikan harga emas menjadi salah satu faktor utama penyumbang inflasi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Palembang, Yudhistira Arya Nugraha, menyatakan bahwa emas menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi. “Emas masih menjadi penyumbang inflasi mayoritas, karena kenaikan harga sebulan terakhir makin melonjak walau perlahan,” pungkasnya.
Meskipun inflasi Palembang pada Januari 2025 menurun 0,78 persen berdasarkan data year on year (yoy) dari Januari 2024, emas tetap menjadi penyumbang mayoritas inflasi karena terus mengalami kenaikan harga. Selain emas, kenaikan harga cabai merah juga turut mempengaruhi inflasi di Palembang. “Tercatat sepanjang Januari 2025, inflasi Palembang dipengaruhi kenaikan harga emas dan cabai merah,” tambah Yudhistira.
Kenaikan harga emas di Palembang menimbulkan tantangan bagi masyarakat dan ekonomi lokal. Masyarakat dihadapkan pada pilihan untuk menjual atau menahan emas mereka di tengah harga yang tinggi. Sementara itu, pemerintah dan pelaku ekonomi perlu memantau perkembangan ini dengan cermat untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap inflasi dan stabilitas ekonomi. Dengan pemantauan dan kebijakan yang tepat, diharapkan dampak negatif dari kenaikan harga emas dapat diminimalisir.
