XVG – Sebuah helikopter Bell 206L4 mengalami musibah saat hendak mendarat di Bentong, Pahang, Malaysia, pada Kamis (6/2/2025) pukul 10.26 waktu setempat. Insiden ini merenggut nyawa seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial FRS, berusia 27 tahun. Sementara itu, sang pilot berhasil selamat meski mengalami luka ringan.
Helikopter dengan nomor registrasi PK-ZUV ini dimiliki oleh perusahaan Indonesia, Zaveryna Utama, dan disewa oleh perusahaan Malaysia, MHS Aviation Berhad, untuk keperluan pemasangan kabel listrik. Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan udara yang melibatkan helikopter di wilayah tersebut.
Menurut laporan dari Anadolu, sebelum kecelakaan terjadi, operator helikopter sempat berkomunikasi dengan Pusat Kontrol Lalu Lintas Udara Kuala Lumpur pada pukul 10.18 waktu setempat. Operator menyampaikan permintaan izin untuk kembali ke lokasi pendaratan. Namun, Kepala Polisi Daerah Bentong, Superintendent Zaiham Mohd Kahar, melaporkan bahwa helikopter tiba-tiba kehilangan kendali saat mempertahankan ketinggian tiga meter untuk pengisian bahan bakar.
Superintendent Zaiham menjelaskan bahwa kaki helikopter bergesekan dengan tempat pendaratan, menyebabkan helikopter terguling dan terbakar. Akibat insiden ini, seorang petugas lapangan yang merupakan WNI berinisial FRS meninggal dunia. Pilot helikopter berhasil diselamatkan oleh seorang warga setempat yang berinisiatif mengevakuasi dari helikopter yang terbakar.
Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa satu korban meninggal dalam kecelakaan helikopter di Bentong, Pahang, Malaysia, adalah WNI. “Kecelakaan tersebut menyebabkan satu WNI berinisial FRS meninggal dunia,” ujar Judha. KBRI Kuala Lumpur telah berkoordinasi dengan otoritas penerbangan Malaysia dan perusahaan pemilik pesawat untuk proses pemulasaran dan repatriasi jenazah.
Menurut Judha, jenazah WNI korban kecelakaan helikopter saat ini berada di Hospital Bentong, Pahang. Pihak KBRI Kuala Lumpur terus berupaya memastikan proses pemulasaran dan repatriasi jenazah berjalan lancar. Sementara itu, otoritas Malaysia masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Otoritas terkait di Malaysia masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan di lokasi jatuhnya helikopter. Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang muncul terkait insiden tragis ini dan mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.
Kecelakaan helikopter di Bentong, Pahang, yang menewaskan satu WNI, menjadi peringatan akan pentingnya keselamatan dalam operasi penerbangan. Dengan penyelidikan yang masih berlangsung, diharapkan dapat ditemukan solusi untuk meningkatkan standar keselamatan dan mencegah insiden serupa di masa mendatang. Dukungan dan koordinasi antara pihak terkait sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan penerbangan di wilayah tersebut.