XVG – Dua warga negara asing (WNA) menjadi pusat perhatian setelah tertangkap kamera CCTV melakukan aksi tipu muslihat dengan modus menukarkan uang di Sragen. Video aksi mereka telah menyebar luas di media sosial, menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Berdasarkan informasi yang dilansir dari detikJateng, aksi penipuan ini dilakukan di beberapa lokasi berbeda.
Rekaman CCTV yang beredar menunjukkan bahwa lokasi pertama penipuan terjadi di SPBU Rest Area Tol 519 pada 7 Desember 2024. Lokasi kedua adalah sebuah toko pertanian yang menjadi sasaran pada 3 Februari 2025. Sementara itu, lokasi ketiga adalah Toko Warsi yang terletak di Kecamatan Sambirejo, dengan kejadian berlangsung pada 5 Februari 2025.
Kasat ReskRim Polres Sragen, AKP Isnovim Codariyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya baru menerima satu laporan terkait aksi penipuan yang dilakukan oleh WNA tersebut. Laporan tersebut diterima sekitar tiga hari yang lalu di Polsek Sidoharjo, dengan lokasi kejadian di sebuah rumah makan cepat saji.
“Laporan yang kita terima sekira tiga hari yang lalu di Polsek Sidoharjo, kejadian di rumah makan cepat saji itu dilakukan WNA,” ungkap Isnovim kepada wartawan di Mapolres Sragen, Rabu (12/2/2025).
Isnovim menduga bahwa kasus penipuan yang melibatkan WNA ini dilakukan oleh orang yang sama. Namun, hingga saat ini, baru satu orang yang melaporkan kejadian tersebut. “Tidak menutup kemungkinan kejadian di tempat yang lain dengan orang yang sama. (Di lokasi lain) Saat ini kami belum menerima laporan,” ucapnya.
Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap identitas dan keberadaan pelaku. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan kejadian serupa. Kerja sama dari masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya aksi penipuan lebih lanjut.
Kasus penipuan yang melibatkan WNA di Sragen ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam bertransaksi, terutama dengan orang asing. Dengan meningkatnya kewaspadaan dan kerja sama antara masyarakat dan pihak kepolisian, diharapkan kasus serupa dapat dicegah di masa mendatang.