XVG – Kebijakan tarif besar yang diancamkan oleh Donald Trump terhadap Kanada, China, dan Meksiko telah menimbulkan dampak signifikan bagi Elon Musk, yang dikenal sebagai sekutu dekat mantan Presiden AS tersebut.
Setelah pengumuman kebijakan tarif tersebut, saham Tesla, perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk, mengalami penurunan tajam. Berdasarkan laporan dari Forbes yang dikutip oleh detikINET, harga saham Tesla merosot hingga 5%. Ini merupakan penurunan persentase terbesar di antara 46 perusahaan publik Amerika yang memiliki nilai lebih dari USD 200 miliar.
Penurunan saham ini berdampak langsung pada kekayaan bersih Elon Musk. Menurut daftar miliarder real-time Forbes, kekayaan Musk berkurang sebesar USD 11,8 miliar, menjadikannya penurunan terbesar di antara para miliarder lainnya. Kekhawatiran investor meningkat karena Tesla sangat bergantung pada rantai pasokan di Amerika Utara yang saling menguntungkan, serta memiliki bisnis yang signifikan di China.
Vaibhav Taneja, Chief Financial Officer Tesla, dalam laporan laba perusahaan, memperingatkan bahwa tarif yang diberlakukan akan mempengaruhi bisnis dan profitabilitas Tesla. “Karena Tesla masih sangat bergantung pada suku cadang dari seluruh dunia untuk semua bisnis kami,” ujarnya.
Tidak hanya Tesla, bisnis Starlink milik SpaceX juga terkena imbas. Pemimpin Ontario, provinsi terpadat di Kanada, menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika akan dilarang dari kontrak pemerintah di sana hingga AS mengakhiri tarif yang dikenakan oleh Donald Trump pada Kanada. Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, menegaskan bahwa pemerintahnya akan menghentikan kontrak senilai USD 68 juta dengan Starlink. “Ontario tidak akan berbisnis dengan orang-orang yang bertekad menghancurkan ekonomi kita,” tegas Ford.
Ford menambahkan bahwa Kanada tidak memiliki pilihan selain memberikan respons tegas terhadap AS. “Kanada tidak memulai pertikaian ini dengan AS, tetapi Anda sebaiknya percaya bahwa kami siap untuk memenangkannya,” tambahnya. Provinsi tersebut sebelumnya meluncurkan program dengan Starlink pada November 2023, yang bertujuan untuk menyediakan akses internet satelit berkecepatan tinggi ke 15.000 rumah dan bisnis yang memenuhi syarat. Namun, dengan situasi saat ini, tampaknya Starlink tidak akan tersedia lagi di sana.
Dengan kebijakan tarif yang kontroversial ini, dampak ekonomi yang dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Tesla dan SpaceX menunjukkan betapa kompleksnya hubungan perdagangan internasional dan bagaimana keputusan politik dapat mempengaruhi pasar global. Para pelaku bisnis dan investor kini harus lebih berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan semacam ini.