Ratusan sapi di Kabupaten Gowa dan Takalar, Sulawesi Selatan, dilaporkan terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Hingga saat ini, tiga ekor sapi telah ditemukan mati akibat infeksi tersebut. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Sulawesi Selatan, Sariyanti Haruni, mengonfirmasi kejadian ini pada Kamis (15/1).
Sariyanti mengungkapkan bahwa total ada 338 ekor sapi yang terinfeksi PMK di kedua kabupaten tersebut. Kabupaten Gowa menjadi daerah dengan jumlah kasus terbanyak, mencapai 145 ekor sapi yang terinfeksi. “Hingga saat ini, sapi yang terinfeksi sebanyak 338 ekor, dan populasi sapi terinfeksi terbanyak terjadi di Kabupaten Gowa sebanyak 145 ekor,” jelasnya.
Setelah menerima laporan mengenai kasus PMK, pihak Dinas Peternakan segera mengambil langkah-langkah penanganan. Isolasi dilakukan terhadap sapi yang sudah terinfeksi, sementara vaksinasi diberikan kepada sapi yang belum terjangkit. “Jika semua yang dilaporkan terinfeksi PMK sudah kita lakukan isolasi, dan yang belum terinfeksi tentu sudah kita lakukan vaksinasi,” terang Sariyanti.
Di lapangan, peternak juga mengambil inisiatif untuk mencegah penyebaran wabah. Salah satu peternak di Sapi Farm, Pallangga, Kelurahan Pangkabinaya, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, menunjukkan bagian kuku sapi yang terinfeksi PMK dan menyemprotkan desinfektan pada bagian kaki yang diduga terinfeksi. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Wabah PMK yang menyerang ratusan sapi di Gowa dan Takalar menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan peternak setempat. Langkah-langkah isolasi dan vaksinasi yang dilakukan diharapkan dapat menekan penyebaran penyakit ini. Kerja sama antara pemerintah dan peternak sangat penting untuk memastikan kesehatan hewan ternak dan mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan wabah ini dapat segera teratasi dan populasi sapi di daerah tersebut dapat pulih kembali.