Ungkapan “Jika tak viral, tak ada keadilan” menjadi kenyataan dalam kisah penyelamatan seorang aktor asal Tiongkok, Wang Xing, dari sarang penipuan daring di Myanmar. Keberhasilan ini tak lepas dari peran sang kekasih yang memanfaatkan kekuatan dunia maya untuk menarik perhatian pemerintah.
Wang Xing, yang sempat menghilang selama dua hari di Thailand, akhirnya ditemukan setelah sang kekasih mengunggah permohonan bantuan di media sosial Tiongkok, Weibo, pada Minggu (05/01). Unggahan tersebut menjadi viral, dibantu oleh beberapa selebritas ternama seperti penyanyi Lay Zhang dan aktor Qin Lan.
Kisah Wang, yang berusia 31 tahun, menarik perhatian luas di Tiongkok dan pemerintahnya. Pada Selasa (07/01), Wang berhasil diselamatkan dari sarang penipuan daring di Myanmar yang berbatasan dengan Thailand. Kabar ini disambut dengan lega oleh masyarakat di media sosial.
Namun, penyelamatan yang cepat ini menimbulkan pertanyaan tentang nasib korban lain yang masih terjebak dalam sindikat penipuan daring tersebut. Kasus Wang menjadi pengingat akan bisnis kriminal yang menjebak banyak orang dan memaksa mereka melakukan kejahatan dunia maya.
Kerabat dari warga Tiongkok lainnya yang ditahan di kompleks penipuan daring di Myanmar telah memulai petisi untuk mendesak pemerintah melakukan upaya serupa seperti yang dilakukan terhadap Wang. Dokumen petisi ini dibagikan secara daring agar siapa pun dapat melaporkan kerabat mereka yang hilang.
Jumlah korban penipuan dari Tiongkok di Myanmar telah meningkat menjadi lebih dari 600 orang dari semula 174 kasus. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah. Dari pengakuan Wang kepada polisi, setidaknya ada sekitar 50 warga Tiongkok yang ditahan di tempat yang sama dengannya di Myanmar.
Wang menghilang pada Jumat (03/01) di kota perbatasan Thailand, Mae Sot, yang dikenal sebagai pusat perdagangan manusia ke Myanmar. Ia terbang ke Bangkok untuk pekerjaan akting yang ditawarkan melalui WeChat oleh seseorang yang mengaku mewakili perusahaan hiburan besar Thailand.
Setelah dibebaskan, Wang mengungkapkan bahwa ia dijemput dengan mobil di Thailand dan dibawa ke Myanmar. Di pusat penipuan tersebut, rambutnya dicukur dan ia dipaksa menjalani pelatihan untuk menipu orang melalui panggilan telepon.
Pacar Wang menulis di Weibo bahwa ia dan saudara laki-lakinya berusaha melacak Wang dan melibatkan polisi, tetapi hasilnya minim. Namun, ketika diskusi tentang keberadaan Wang semakin ramai di media sosial Tiongkok, pihak berwenang mulai bertindak.
Kasus ini akhirnya didaftarkan, dan kedutaan Tiongkok menyatakan bahwa mereka sangat mementingkan kasus tersebut. Keesokan harinya, pejabat Thailand dan Tiongkok mengumumkan bahwa Wang telah diselamatkan.
Penyelamatan Wang mungkin merupakan keberhasilan bagi pejabat Thailand dan kemenangan bagi Beijing, namun hal itu belum mengakhiri diskusi atau sorotan terhadap tempat-tempat penipuan ini. Kasus ini menunjukkan betapa dekatnya bahaya itu dapat menjerat banyak orang.
Beragam pihak di industri film Tiongkok berbagi cerita mereka tentang penipuan yang menawarkan pekerjaan di Thailand. Polisi Thailand dilaporkan sedang menyelidiki kasus model Tiongkok lainnya yang hilang di perbatasan Thailand-Myanmar.
Kasus Wang Xing menyoroti pentingnya peran media sosial dalam menarik perhatian terhadap masalah serius seperti penipuan daring. Meskipun penyelamatan Wang adalah langkah positif, masih banyak korban lain yang membutuhkan perhatian dan tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang. Pemerintah dan masyarakat internasional perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keselamatan semua korban.
