Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memasukkan pendidikan pasar modal ke dalam kurikulum sejak jenjang Sekolah Dasar (SD). Usulan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk meningkatkan literasi keuangan sejak dini. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, yang akrab disapa Kiki, menegaskan pentingnya edukasi keuangan di sekolah.
Kiki menjelaskan bahwa beberapa negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) seperti Australia, Austria, Belgia, Kanada, Chili, Kolombia, dan Kosta Rika telah berhasil mengintegrasikan edukasi keuangan ke dalam kurikulum sekolah mereka. “Itu (kurikulum) bagus dong, nah kita sedang berupaya,” ujar Kiki di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Ia menambahkan bahwa OJK telah sering bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk mewujudkan hal ini.
Kiki berharap agar OJK bersama kementerian terkait dapat segera melaksanakan kurikulum tersebut. Kolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Kementerian Pendidikan diharapkan dapat mempercepat proses ini. “Kita siap sih, kurikulum itu kita sudah ada materi-materi sangat siap,” ungkap Kiki, meskipun ia mengakui bahwa waktu resmi pelaksanaan masih belum ditentukan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa edukasi pasar modal tidak hanya penting di tingkat perguruan tinggi, tetapi juga harus dimulai sejak SD. “Sekarang saham ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi bahkan di tingkat sekolah dasar,” kata Sri Mulyani. Ia percaya bahwa dengan memasukkan edukasi pasar modal ke dalam kurikulum, siswa akan lebih familiar dengan Bursa Efek dan transaksi keuangan.
Sri Mulyani menambahkan bahwa jika edukasi pasar modal dapat diterapkan, maka masyarakat akan lebih terbiasa dengan diversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman pasar. “Kalau kita bersama-sama, nanti masuk ke kurikulum,” ujarnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat secara keseluruhan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Inisiatif untuk memasukkan pendidikan pasar modal ke dalam kurikulum sekolah dasar merupakan langkah penting dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Dengan dukungan dari OJK dan Kementerian Keuangan, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan terlibat dalam pasar modal sejak dini. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat fondasi keuangan individu, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional di masa depan.