Setiap insan yang menunaikan sholat atau ibadah lainnya tentu memiliki niat yang beraneka ragam. Alasan di balik kesediaan seseorang untuk beribadah juga beragam. Ada yang beribadah dengan harapan memperoleh pahala yang akan mengantarkannya ke surga. Ada pula yang melakukannya karena takut akan azab neraka.
Dua contoh tersebut menunjukkan bahwa ibadah yang dilakukan kepada Allah SWT tidak sepenuhnya murni karena Allah SWT semata. Ada tujuan lain yang ingin dicapai selain beribadah kepada-Nya.
Meskipun demikian, beribadah dengan tujuan masuk surga atau menghindari neraka bukanlah hal yang buruk. Orang yang beribadah dengan alasan tersebut tetap dianggap baik karena mereka takut akan siksa Allah SWT.
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, memberikan pandangan mengenai ibadah yang paling baik. Menurutnya, ibadah yang ideal adalah yang dilakukan tanpa mempertanyakan alasan di balik perintah tersebut.
Gus Baha menekankan bahwa saat melaksanakan sholat, seharusnya tidak perlu memikirkan untung dan rugi seperti seorang pedagang. Begitu pula dengan rasa takut akan siksa neraka.
Takut akan siksa neraka dan melaksanakan sholat karenanya menunjukkan bahwa ibadah kita masih berada pada tingkat yang rendah, yaitu ibadah seorang budak yang ketaatannya diukur berdasarkan hukuman yang akan diterima.
“Hubungan kita dengan Allah itu ya kalau disuruh sholat, ya sholat. Jangan tanya ‘kalau sholat itu masuk surga apa tidak? Kalau tidak ya rugi ya Allah,’” jelas Gus Baha dalam tayangan YouTube Short @Islamitufleksibel, Rabu (01/01/2025).
“Kalau demikian adanya itu ibadatuttujar, ibadahnya pedagang. Dengan Allah pikirannya untung rugi,” lanjutnya.
Menurut Gus Baha, seseorang yang ibadahnya sudah mencapai level tertinggi adalah ketika ia tidak lagi memiliki pamrih atas apa yang dilakukannya. Ibadah sholatnya semata-mata didasari pada tingkat kesadaran dan keimanan yang tinggi bahwa Allah SWT memang Dzat yang berhak disembah, bukan karena alasan lainnya.
“Orang yang betul-betul benar itu ibadah yang tidak memikirkan apa-apa,” paparnya.
“Mengapa kamu menyembah Aku? Ya memang Engkau pantas disembah sebab Engkau Tuhan,” imbuhnya.
“Sudah, begitu saja selesai,” tegasnya.
Dari penjelasan Gus Baha, dapat disimpulkan bahwa ibadah yang paling baik adalah yang dilakukan dengan niat murni, tanpa pamrih, dan didasari oleh kesadaran serta keimanan yang tinggi. Ibadah semacam ini tidak terpengaruh oleh keinginan akan surga atau ketakutan akan neraka, melainkan semata-mata karena Allah SWT adalah Dzat yang layak disembah.