Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi, yang lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap kinerja Bulog yang dinilai belum maksimal dalam menyerap gabah hasil panen petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan. HPP yang berlaku saat ini adalah sebesar Rp 6.500 per kilogram, namun harga gabah di Bantul justru merosot hingga Rp 5.500 per kilogram.
Titiek Soeharto merasa heran dengan penurunan harga gabah di Bantul yang jauh di bawah HPP. Ia mengkhawatirkan bahwa penurunan harga ini dapat berdampak signifikan terhadap kerugian yang dialami oleh petani di seluruh Indonesia. “Jangan sampai penurunan ini berdampak besar pada kerugian petani di seluruh Indonesia,” tegas Titiek saat meninjau panen raya bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kabupaten Bantul.
Dalam pernyataannya, Titiek Soeharto secara tegas meminta Bulog untuk segera menyerap gabah petani dengan mengacu pada ketentuan HPP. Menurutnya, pembelian gabah oleh Bulog harus dilakukan mengingat Kementerian Pertanian telah memberikan berbagai fasilitas dan bantuan kepada petani, termasuk kenaikan pupuk hingga 100 persen, benih gratis, dan alat mesin pertanian (alsintan).
“Kami dari DPR mengimbau agar Bulog segera melaksanakan fungsinya menyerap berapa pun panen yang dihasilkan petani supaya kerja keras petani dan bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah tidak sia-sia,” ujar Titiek.
Meskipun demikian, Titiek Soeharto tetap memberikan apresiasi terhadap kerja keras para petani dan respons cepat pemerintah dalam memberikan bantuan sarana dan prasarana produksi. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil panen yang mencapai sekitar 7,7 ton per hektare. “Hari ini kita menyaksikan bahwa para kelompok tani sudah ada yang mendapat combine harvester, kemudian pupuk dan hari ini kami menyaksikan hasil panen yang cukup besar, yaitu 7,7 ton per hektare,” katanya.
Di lokasi yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan terima kasih atas perhatian besar Komisi IV DPR RI terhadap pembangunan sektor pertanian. Ia menekankan pentingnya arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai distribusi bantuan pupuk yang merata ke seluruh Indonesia. “Sehingga tidak ada lagi keluhan petani yang kami temukan,” ujarnya.
Menteri Pertanian juga menyoroti perhatian Presiden Prabowo terhadap normalisasi irigasi yang dinilai sangat luar biasa. Proyek ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp 12 triliun dan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. “Perhatian Bapak Presiden pada normalisasi irigasi sangat luar biasa dan kita bangun dengan anggaran kurang lebih Rp 12 triliun dan dikerjakan oleh Kementerian PU dan seterusnya,” tutupnya.
Kekecewaan Titiek Soeharto terhadap fungsi Bulog dalam penyerapan gabah menyoroti pentingnya peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga gabah sesuai HPP. Dengan dukungan dari pemerintah dan kerja keras petani, diharapkan sektor pertanian Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kesejahteraan petani. Pihak terkait diharapkan dapat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini demi kemajuan pertanian nasional.