Kembang api telah menjadi salah satu simbol paling ikonik dalam perayaan tahun baru di seluruh dunia. Biasanya, pertunjukan kembang api diadakan tepat pada tengah malam untuk menandai pergantian tahun dengan gemerlap warna dan suara yang memukau. Fenomena ini memiliki makna dan daya tarik tersendiri bagi banyak orang, melambangkan awal yang cerah dan penuh harapan. Cahaya yang memancar ke langit malam sering diartikan sebagai doa untuk kebahagiaan dan kesuksesan di tahun yang akan datang. Dalam beberapa budaya, suara kembang api yang keras dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Di Indonesia, seperti di banyak negara lainnya, malam pergantian tahun dirayakan dengan menyalakan kembang api.
Tidak banyak yang menyadari bahwa mayoritas kembang api yang beredar di seluruh dunia merupakan produk impor dari China. Menurut laporan dari China Daily, China adalah produsen kembang api terbesar di dunia, memproduksi dan mengekspor 90 persen kembang api, termasuk petasan, ke seluruh penjuru dunia. Secara global, nilai tahunan produk ini mencapai 12 miliar dollar dan terus meningkat pesat. Meskipun Amerika Serikat, Jerman, India, dan Vietnam juga memproduksi beberapa produk kembang api, jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan China.
Golden Peak Fireworks Corp, salah satu produsen kembang api terbesar, memiliki pabrik di Wanzai, provinsi Jiangxi, dan sekitar 60 persen produksinya diekspor ke luar negeri. Dengan bisnis yang berkembang pesat di Amerika Serikat, Golden Peak bahkan membuka toko grosir kembang api dan petasan resmi di negara bagian Indiana. Perusahaan ini biasanya menyewa gudang besar selama satu bulan di bulan Juli setiap tahun, musim tersibuk penjualan kembang api saat perayaan Hari Kemerdekaan AS, dengan produk yang memiliki label harga mulai dari 3 dollar AS hingga 700 dollar AS.
Industri kembang api di Amerika Serikat merupakan bisnis besar dengan tingkat konsumsi dan pendapatan yang terus meningkat sejak seabad lalu. Data dari American Pyrotechnics Association menunjukkan bahwa pada tahun 2000, warga Amerika mengonsumsi 152,2 juta pon kembang api, dan jumlahnya meningkat menjadi 277,5 juta pon pada tahun 2018. Impor kembang api telah lama melampaui jumlah produksi dalam negeri di AS, dan pada tahun 2018, China menyumbang 90 persen dari impor, dengan nilai mencapai hampir 1 miliar dollar AS.
Israel merupakan sumber impor kembang api terbesar kedua ke AS setelah China, dengan nilai total hanya di bawah 10 juta dollar AS menurut data dari WorldCity. Jerman berada di posisi ketiga dalam daftar tersebut dengan 6,48 juta dollar AS, di atas Spanyol dengan 5,51 juta dollar AS.
Tahun lalu, Washington Post merilis berita bahwa besarnya perdagangan kembang api impor China di AS sebagian besar dikendalikan oleh seorang pengusaha bernama Ding Yan Zhong, yang juga dikenal sebagai “Mr Ding”. Dipercaya bahwa 70 persen dari semua kembang api yang masuk ke AS dikendalikan olehnya, dengan 72 kontainer berisi kembang api miliknya masuk ke negara tersebut setiap hari.
Golden Peak juga mengekspor ke Amerika Selatan, terutama Brasil dan Argentina, serta negara-negara Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Indonesia, karena kembang api digunakan pada hari libur keagamaan dan perayaan lainnya. Selain itu, Golden Peak memperluas pasarnya di Eropa, seperti di Jerman, Spanyol, dan Italia. Perusahaan ini rutin menghadiri Pameran Mainan Internasional Spielwarenmesse di Jerman setiap tahun untuk menarik lebih banyak pembeli internasional.
Wanzai Shuangyu Fireworks Manufacturing Co Ltd, eksportir kembang api besar lainnya di Wanzai, juga mengekspor ke Inggris, Kazakhstan, dan Asia Tenggara. Dominasi China dalam industri kembang api global menunjukkan betapa pentingnya peran negara ini dalam memenuhi permintaan kembang api di seluruh dunia.
Kembang api tidak hanya menjadi simbol perayaan tahun baru yang penuh makna, tetapi juga merupakan industri besar yang didominasi oleh China. Dengan produksi dan ekspor yang masif, China memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan kembang api di berbagai negara. Sementara itu, pasar kembang api di Amerika Serikat terus berkembang, dengan impor yang sebagian besar berasal dari China. Dominasi ini menunjukkan betapa kuatnya posisi China dalam industri kembang api global, menjadikannya pemain utama dalam perayaan yang dinikmati oleh jutaan orang di seluruh dunia.