Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dengan tegas menepis tuduhan bahwa negaranya pernah merencanakan pembunuhan terhadap Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap klaim yang sebelumnya dilontarkan oleh Trump dan pemerintah AS.
Pada bulan November lalu, Departemen Kehakiman AS mendakwa seorang pria Iran terkait dugaan rencana yang diperintahkan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk membunuh Trump. Namun, penegak hukum AS mengklaim telah berhasil menggagalkan rencana tersebut sebelum serangan apapun terjadi.
Trump, dalam kampanye pilpres AS tahun lalu, menyatakan bahwa Iran mungkin berada di balik upaya-upaya untuk membunuh dirinya. Namun, saat diwawancarai oleh media terkemuka AS, NBC News, seperti dilansir Reuters pada Rabu (15/1/2025), Pezeshkian menegaskan bahwa tidak ada rencana semacam itu dari pihak Iran.
“Kami tidak pernah berupaya melakukan hal ini sejak awal dan kami tidak akan pernah melakukannya,” tegas Pezeshkian dalam wawancara yang disiarkan pada Selasa (14/1) waktu setempat, kurang dari sepekan sebelum Trump dilantik kembali ke Gedung Putih.
Trump, yang memenangkan pilpres AS tahun lalu dan akan dilantik pada Senin (20/1) pekan depan, berhasil selamat dari dua percobaan pembunuhan selama kampanye pilpres. Percobaan pertama terjadi pada Juli lalu saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, dan percobaan kedua terjadi pada September saat bermain golf di West Palm Beach, Florida.
Para penyelidik AS tidak menemukan bukti keterlibatan Iran dalam kedua percobaan pembunuhan tersebut. Hal ini semakin memperkuat bantahan dari pihak Iran mengenai tuduhan yang dilontarkan oleh Washington.
Otoritas Teheran juga sebelumnya membantah klaim Washington yang menuduh Iran mencampuri urusan dalam negeri AS, termasuk melalui operasi siber. Sebaliknya, Iran menuduh AS telah mencampuri urusan dalam negerinya selama beberapa dekade, merujuk pada berbagai peristiwa mulai dari kudeta terhadap perdana menteri tahun 1953 hingga pembunuhan seorang komandan militer tahun 2020 dalam serangan drone AS.
Pernyataan tegas dari Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa tidak ada rencana dari pihak Iran untuk membunuh Donald Trump. Meskipun ada dakwaan dari Departemen Kehakiman AS, tidak ditemukan bukti keterlibatan Iran dalam percobaan pembunuhan terhadap Trump. Situasi ini menyoroti ketegangan yang terus berlangsung antara kedua negara, dengan masing-masing pihak saling menuduh campur tangan dalam urusan dalam negeri satu sama lain.