Raksasa otomotif asal Negeri Sakura, Honda Motor, mengumumkan langkah penuh kehati-hatian dalam memulai produksi kendaraan listrik anyar. Keputusan ini muncul seiring rencana Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang berencana menerapkan tarif besar kepada mitra dagangnya. Langkah ini jelas menimbulkan tantangan baru bagi Honda dalam mengembangkan pasar kendaraan listriknya.
Dalam ajang Consumer Electronics Show (CES) yang berlangsung di Las Vegas, Rabu (8/1/2025), Pejabat Eksekutif Perwakilan Honda, Noriya Kaihara, menyatakan bahwa perusahaan juga akan lebih berhati-hati dalam memproduksi baterai kendaraan listrik di Kanada. Hal ini menunjukkan bahwa Honda sangat mempertimbangkan dampak kebijakan tarif yang akan diberlakukan oleh AS terhadap strategi produksinya.
Di ajang CES, Honda, yang merupakan produsen mobil terbesar kedua di Jepang, meluncurkan prototipe mobil listrik terbarunya, Honda 0. Selain itu, Honda juga memperkenalkan model SUV yang dirancang untuk pasar Amerika Utara dan dijadwalkan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2026. Model Honda 0 ini direncanakan akan dilengkapi dengan teknologi mengemudi otonom terbatas dan akan tersedia di pasar global, termasuk Jepang dan Eropa.
Pada bulan November lalu, Kepala Operasional Honda, Shinji Aoyama, mengungkapkan bahwa perusahaan mungkin harus mempertimbangkan pengalihan produksi jika AS memberlakukan tarif permanen pada kendaraan yang diimpor dari Meksiko. Hal ini menunjukkan bahwa Honda siap untuk menyesuaikan strategi produksinya demi menghindari dampak negatif dari kebijakan tarif yang akan diterapkan.
Donald Trump sebelumnya telah menegaskan berulang kali bahwa ia akan mengenakan tarif sebesar 200% atau lebih pada kendaraan yang diimpor dari tiga mitra dagang terbesar AS, yaitu Meksiko, Kanada, dan China. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah impor mobil dari China, namun Trump memberikan pengecualian bagi produsen mobil China atau negara lain yang bersedia membangun pabrik di Amerika Serikat. Bahkan, Trump berjanji akan memberikan insentif kepada produsen mobil yang bersedia berinvestasi di AS.
“Kami akan memberikan insentif jika China dan negara lain ingin datang ke sini dan menjual mobil, mereka akan membangun pabrik di sini, dan mereka akan mempekerjakan pekerja kami,” ujar Trump kepada Reuters pada bulan Agustus lalu. Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun ada ancaman tarif, ada peluang bagi produsen mobil yang bersedia berinvestasi di AS untuk mendapatkan keuntungan dari insentif yang ditawarkan.
Dengan ancaman tarif yang akan diberlakukan oleh AS, Honda Motor harus lebih berhati-hati dalam merencanakan produksi kendaraan listriknya. Meskipun demikian, peluncuran prototipe Honda 0 dan model SUV baru menunjukkan bahwa Honda tetap berkomitmen untuk mengembangkan pasar kendaraan listriknya di Amerika Utara dan pasar global lainnya. Keputusan strategis yang diambil oleh Honda dalam menghadapi tantangan ini akan menjadi penentu keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri otomotif yang semakin ketat.