Baru-baru ini, para ilmuwan mengungkap keberadaan bintik besar di permukaan Matahari. Bintik matahari ini adalah area gelap yang muncul di permukaan Matahari dan merupakan fenomena yang lazim dalam siklus aktivitas Matahari. Namun, ketika ukurannya cukup besar, muncul pertanyaan: apa dampaknya bagi Bumi?
Menurut pengamatan dari Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA, bintik matahari berukuran besar ini tampak seperti lubang dalam yang terekam dalam video antara tanggal 2-4 Desember 2023. Fenomena ini diperkirakan dapat memicu badai geomagnetik yang berlangsung selama beberapa hari di Bumi. Meski demikian, fenomena ini tidak menimbulkan kekhawatiran besar bagi penduduk Bumi.
Space Weather Prediction Center menjelaskan bahwa badai geomagnetik adalah gangguan sementara pada magnetosfer Bumi. Dilansir dari IFL Science, gangguan ini terjadi akibat interaksi antara angin Matahari dan medan magnet Bumi. Meskipun sedikit mengganggu, bintik matahari ini terlihat dalam gambar ultraviolet ekstrem (EUV) dan sinar-X lembut karena suhunya lebih dingin dan kepadatannya lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya.
Menurut situs Science NASA, bintik matahari disebabkan oleh medan magnet Matahari. Matahari terdiri dari plasma atau gas bermuatan listrik yang mempengaruhi garis medan magnet. Gas ini menyebabkan garis medan magnet terpelintir, berputar, dan kusut saat plasma bergerak. Kerutan magnet ini mencegah panas mengalir ke permukaan, menciptakan area yang lebih gelap dan lebih dingin yang disebut bintik matahari. Jumlah bintik matahari dapat bervariasi sepanjang siklus matahari.
National Weather Service menyatakan bahwa bintik matahari memiliki medan magnet sekitar 2.500 kali lebih kuat daripada Bumi, jauh lebih tinggi dibandingkan area lain di Matahari. Akibat medan magnet yang kuat ini, tekanan magnet meningkat sementara tekanan atmosfer di sekitarnya menurun. Fenomena ini menurunkan suhu relatif terhadap lingkungannya karena medan magnet yang terkonsentrasi menghambat aliran gas panas dari bagian dalam Matahari ke permukaan.
Bintik matahari membantu ilmuwan melacak aktivitas matahari. NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menggunakan bintik matahari untuk menentukan dan memprediksi kemajuan siklus matahari serta aktivitas matahari. Meskipun bintik matahari tidak menimbulkan masalah besar bagi Bumi, aktivitas matahari mengalami peningkatan dan penurunan dalam siklus 11 tahun yang dikenal sebagai siklus Schwabe.
Penemuan bintik besar di permukaan Matahari menambah pemahaman kita tentang fenomena alam semesta. Meskipun bintik matahari dapat memicu badai geomagnetik, dampaknya terhadap Bumi tidak signifikan. Dengan terus memantau dan mempelajari bintik matahari, ilmuwan dapat lebih memahami siklus dan aktivitas matahari, yang pada akhirnya membantu kita mempersiapkan diri menghadapi fenomena alam yang mungkin terjadi di masa depan.