Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat, kembali menjadi pusat perhatian dunia dengan pernyataan kontroversialnya yang mengusulkan pencaplokan wilayah negara lain. Ucapan ini tidak hanya memicu sindiran tajam, tetapi juga tanggapan serius dari berbagai negara. Trump mengungkapkan keinginannya untuk mencaplok Greenland dari Denmark, mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, dan bahkan menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat. Meskipun belum jelas apakah Trump serius atau hanya bercanda, pernyataan ini telah menimbulkan kontroversi lintas negara.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir oleh Deutsche Welle (DW) pada Senin (6/1), Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat membutuhkan Greenland untuk kedaulatan ekonomi. Dengan alasan keamanan nasional, Trump bahkan merencanakan pemberlakuan tarif terhadap Denmark jika tawarannya untuk membeli Greenland ditolak. “Greenland adalah tempat yang luar biasa, dan rakyatnya akan sangat diuntungkan jika dan ketika Greenland menjadi bagian dari negara kami. Kami akan melindunginya, dan menghargainya dari dunia luar yang sangat ganas. Make Greenland Great Again!” ujar Trump pada Selasa (7/1) waktu setempat.
Tidak hanya Greenland, Trump juga mencetuskan rencananya untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika”. Dilansir oleh AFP, Trump yang akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang, menyebut bahwa perubahan nama ini pantas dilakukan. “Itu pantas. Dan Meksiko harus berhenti membiarkan jutaan orang masuk ke negara kita,” tegas Trump. Pernyataan ini menambah panjang daftar kontroversi yang melibatkan Trump dengan negara-negara tetangga.
Pekan ini, Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya mungkin akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk mewujudkan gagasan menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat. Dalam pernyataannya, Trump menyinggung kekhawatiran soal bantuan militer AS dan ketidakseimbangan perdagangan sebagai alasan di balik gagasan ini. Pernyataan ini tentu saja menimbulkan reaksi dari Kanada dan negara-negara lain yang melihatnya sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasional.
Pernyataan Trump ini tidak hanya menimbulkan kontroversi di dalam negeri, tetapi juga memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Banyak negara yang menganggap pernyataan ini sebagai ancaman terhadap stabilitas dan kedaulatan mereka. Denmark, misalnya, dengan tegas menolak tawaran Trump untuk membeli Greenland, sementara Meksiko dan Kanada juga menyatakan keberatan mereka terhadap rencana Trump yang dianggap merugikan.
Pernyataan kontroversial Donald Trump mengenai pencaplokan wilayah negara lain telah menimbulkan reaksi beragam dari berbagai negara. Meskipun belum ada tindakan nyata yang diambil, pernyataan ini menunjukkan ambisi Trump yang berpotensi mengganggu hubungan diplomatik Amerika Serikat dengan negara-negara lain. Dengan pelantikan Trump sebagai Presiden AS yang semakin dekat, dunia akan terus memantau langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintahan baru ini dalam menangani isu-isu internasional yang sensitif.