Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Amazon.com, melalui sayap komputasi awannya, Amazon Web Services (AWS), telah mengumumkan rencana investasi kolosal senilai sekitar US$ 11 miliar atau setara Rp 177 triliun (kurs Rp 16.180) untuk proyek infrastruktur komputasi awan di Georgia. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pengembangan teknologi komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) yang kian pesat.
Sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia, Amazon rela menggelontorkan dana miliaran dolar ini karena meningkatnya kebutuhan akan pusat data yang tangguh dan infrastruktur canggih. Hal ini diperlukan untuk mendukung inovasi dalam bidang AI dan layanan cloud yang terus berkembang. Dengan investasi ini, Amazon berharap dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat akan teknologi komputasi yang lebih canggih.
Tidak hanya Amazon, pekan lalu Microsoft juga mengumumkan rencana investasi besar sekitar US$ 80 miliar pada tahun 2025. Investasi ini akan difokuskan pada pengembangan pusat data, pelatihan model AI, serta pembuatan aplikasi berbasis AI dan cloud. Langkah ini menunjukkan betapa pentingnya infrastruktur komputasi awan dalam mendukung perkembangan teknologi AI.
Aplikasi AI, mulai dari pembelajaran mesin hingga model generatif, memerlukan sumber daya komputasi yang sangat besar. Hal ini mendorong permintaan akan pusat data khusus yang memungkinkan perusahaan teknologi untuk menghubungkan ribuan chip dalam kluster. Dengan demikian, investasi dalam infrastruktur komputasi awan menjadi sangat penting untuk mendukung perkembangan teknologi ini.
Menurut manajemen Amazon, investasi di daerah Butts dan Douglas diharapkan dapat menciptakan ratusan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan posisi Georgia sebagai pusat inovasi digital terdepan. Setidaknya, Amazon menargetkan penciptaan 550 lapangan pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan tinggi dari investasi ini.
Lonjakan penggunaan AI dan komputasi awan juga telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam konsumsi listrik di Amerika Serikat. Pusat data AI memerlukan energi dalam jumlah besar untuk beroperasi. Analisis dari Electric Power Research Institute pada bulan Mei menyatakan bahwa pusat data dapat menggunakan hingga 9% dari total listrik yang dihasilkan di AS pada akhir dekade ini, tergantung pada tingkat adopsi AI dan teknologinya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi yang besar ini, Amazon telah menjalin beberapa kesepakatan dengan perusahaan utilitas di AS untuk memasok listrik ke pusat datanya di seluruh negeri. Termasuk di antaranya adalah kemitraan dengan Talen Energy di Pennsylvania dan Entergy di Mississippi. Kerjasama ini menunjukkan komitmen Amazon untuk memastikan operasional pusat datanya berjalan lancar dan efisien.
Investasi besar Amazon dalam infrastruktur komputasi awan di Georgia menunjukkan betapa pentingnya teknologi ini dalam mendukung perkembangan AI dan layanan cloud. Dengan dukungan infrastruktur yang kuat, Amazon berharap dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat akan teknologi komputasi yang lebih canggih. Selain itu, investasi ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan posisi Georgia sebagai pusat inovasi digital terdepan.