Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menghadiri pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/12). Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin menyampaikan pesan penting mengenai tantangan yang dihadapi oleh para ulama di era post truth saat ini.
Dalam pidatonya, Nasaruddin Umar menekankan bahwa menjadi ulama di era post truth bukanlah tugas yang mudah.
“Ibu-Bapak sekalian, tak gampang menjadi ulama di era post truth seperti sekarang ini. Sekarang ini ada otoritas, ya tidak? Dalam kekinian kita kadang-kadang apa yang kita anggap bagus, baik, tapi tidak serta-merta itu diterima oleh masyarakat,” ujarnya.
Menurut Nasaruddin, tantangan ini muncul dari berbagai otoritas yang harus dihadapi oleh para ulama. Oleh karena itu, diperlukan ulama yang kompeten dan tangguh untuk menghadapi berbagai keadaan yang ada.
Nasaruddin menegaskan pentingnya memiliki ulama yang tangguh dan komprehensif dalam pengetahuan.
“Karena inilah sebuah tantangan. Otoritas itu bisa jadi otoritas materi, uang, barang, dan sebagainya. Karena itu, kita betul-betul memerlukan keadaan ulama yang sangat tangguh, ulama yang komprehensif, benar-benar kosmopolit pengetahuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin berharap agar para ulama tidak hanya memahami ilmu klasik yang diperoleh dari lembaga pendidikan, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang geopolitik dan suasana kebatinan masyarakat.
“Tidak hanya memahami kitab kuning dan kedalaman syariat, tetapi juga diharapkan memahami geopolitik internasional, geointelektual nasional dan internasional dan urutan pada nanti, Insyaallah. Di sini kita bisa share satu sama lain,” tambahnya.
Pesan yang disampaikan oleh Nasaruddin Umar ini menjadi pengingat bagi para ulama untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan pemahaman yang luas dan mendalam, diharapkan para ulama dapat berperan lebih efektif dalam membimbing umat dan menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Dalam era yang penuh dengan tantangan dan perubahan cepat seperti saat ini, peran ulama menjadi semakin penting. Pesan Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam pembukaan Mukernas IV MUI menekankan perlunya ulama yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki wawasan luas tentang dinamika global dan lokal. Dengan demikian, ulama dapat menjadi pemandu yang bijak dan relevan bagi umat di tengah arus informasi yang sering kali membingungkan.
