Pramono Anung, seorang figur politik terkemuka, turut hadir dalam peringatan Haul ke-15 Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (21/12). Dalam kesempatan tersebut, Pramono berbagi cerita mengenai berbagai pengalaman berharga yang ia alami selama berinteraksi dengan Presiden RI ke-4 tersebut.
Salah satu kisah yang dibagikan Pramono adalah saat ia menjadi saksi sekaligus penghubung dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur. Pada saat itu, hubungan antara kedua tokoh politik ini sedang tidak harmonis. Pramono mengungkapkan bahwa Taufik Kiemas, suami Megawati, memberitahunya bahwa Gus Dur ingin bertemu dengan Megawati.
Pramono kemudian menyampaikan pesan tersebut kepada Megawati. “Gus Dur menyampaikan pengin ketemu Mba Mega dan pada waktu itu kemudian saya ke Ibu ‘Mba, Gus Dur pengen ketemu’ terus kata Mba Mega ‘Coba kamu tanyakan apa yang jadi kepengen beliau’,” ujar Pramono dalam sambutannya. Permintaan Gus Dur ternyata sederhana, ia ingin Megawati memasakkan nasi goreng untuknya.
Akhirnya, pertemuan yang dinantikan pun terjadi. Gus Dur bertemu dengan Megawati dan menikmati nasi goreng yang dimasak langsung oleh Presiden RI ke-5 tersebut. “Gus Dur pengin dimasakin nasi goreng yang dimasak oleh Mba Mega sendiri dan saya menjadi saksi dimasak sendiri oleh ibu. Akhirnya bertemulah dengan Ibu Mega setelah sekian waktu Gus Dur tidak bertemu dengan Bu Mega,” kenang Pramono.
Pramono menilai bahwa pertemuan tersebut mencerminkan keluasan hati seorang Gus Dur. Ia mengaku telah mengenal Gus Dur sejak tahun 1986, ketika masih menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa ITB. Pramono merasa beruntung dapat hadir dalam berbagai momen penting dalam kehidupan Gus Dur.
Di akhir sambutannya, Pramono menyampaikan rasa syukur dan harapannya agar warisan dan perjuangan Gus Dur dapat terus dilanjutkan. “Terima kasih dan kita semua mendoakan Gus Dur dan semoga apa yang menjadi peninggalan Gus Dur dan diperjuangkan oleh Gus Dur bisa kita perjuangkan bersama,” tutupnya.
Kisah-kisah yang dibagikan oleh Pramono Anung dalam acara Haul ke-15 Gus Dur ini tidak hanya menggambarkan hubungan personal antara tokoh-tokoh besar Indonesia, tetapi juga menyoroti nilai-nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan yang diwariskan oleh Gus Dur. Warisan ini diharapkan dapat terus menginspirasi generasi mendatang dalam membangun bangsa yang lebih baik.