Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) telah mengumumkan penutupan sementara aktivitas pendakian di Gunung Salak yang berlaku mulai 7 Desember. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengantisipasi potensi bahaya akibat cuaca ekstrem serta untuk memulihkan ekosistem hutan yang ada di kawasan tersebut.
Dalam pernyataan resminya yang disampaikan melalui akun Instagram @btn_gn_halimunsalak pada Kamis (5/12), Balai TNGHS menjelaskan bahwa penutupan ini dilakukan “sehubungan dengan kondisi cuaca yang ekstrem saat ini dan untuk pemulihan kembali ekosistem hutan pada jalur pendakian Gunung Salak.” Keputusan ini diambil untuk memastikan keselamatan para pendaki dan menjaga kelestarian lingkungan.
Selama periode penutupan, pengunjung tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pendakian di Gunung Salak. Balai TNGHS menegaskan bahwa penutupan ini berlaku untuk semua jalur resmi pendakian yang ada, termasuk pintu masuk Cidahu, Pasir Reungit, Cimalati, dan Ajisaka. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi cuaca yang tidak menentu dan potensi risiko yang dapat ditimbulkan.
Balai TNGHS menyatakan bahwa aktivitas pendakian akan dibuka kembali setelah situasi cuaca membaik dan ekosistem hutan dinilai telah pulih. Pengumuman lebih lanjut mengenai pembukaan kembali jalur pendakian akan disampaikan melalui saluran resmi Balai TNGHS.
Penutupan sementara pendakian di Gunung Salak ini merupakan langkah preventif yang diambil oleh Balai TNGHS untuk melindungi keselamatan pengunjung dan menjaga kelestarian lingkungan. Para pendaki diharapkan untuk mematuhi kebijakan ini dan menunggu informasi lebih lanjut mengenai pembukaan kembali jalur pendakian. Dengan demikian, diharapkan ekosistem hutan dapat pulih dan aktivitas pendakian dapat dilakukan dengan aman di masa mendatang.