Zita Anjani, Utusan Khusus Presiden untuk Pariwisata, menyoroti urgensi pariwisata berkelanjutan sebagai fondasi esensial dalam pembangunan nasional. Pernyataan ini diungkapkan saat kunjungannya ke Bali, di mana ia menghadiri acara di Samsara Living Museum bersama mitra dari United Nations Development Programme (UNDP).
Dalam kesempatan tersebut, Zita menegaskan bahwa pariwisata bukan sekadar perjalanan dan menikmati keindahan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan budaya. “Filosofi Bali, Tri Hita Karana, benar-benar mengajarkan kita arti harmoni ini,” ujar Zita. Ia menekankan bahwa konsep ini harus menjadi landasan dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.
Zita juga menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih dalam mengenai pariwisata berkelanjutan. “Dulu, ketika kita berbicara tentang go green, banyak yang menganggapnya aneh. Namun sekarang, kita bisa melihat bersama bahwa kebijakan no plastic telah membawa perubahan besar. Konsep pariwisata berkelanjutan ini serupa. Mungkin belum banyak yang memahami, tetapi tugas kita adalah membuat semua orang sadar betapa pentingnya ini,” tambahnya.
“Mari kita jadikan pariwisata regeneratif ini sebagai prioritas. Bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Kita harus memastikan setiap langkah wisatawan tidak hanya menikmati keindahan, tetapi juga membantu menjaga lingkungan dan budaya kita,” tutup Zita.
Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam transformasi pariwisata Indonesia menuju keberlanjutan dan keseimbangan yang lebih baik. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pariwisata Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya.