Pada Kamis (5/12), Kim Yong-hyun, Menteri Pertahanan Korea Selatan, secara resmi mengundurkan diri. Keputusan ini diambil seiring dengan pengumuman darurat militer oleh Presiden Yoon Suk-yeol. Kantor kepresidenan Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Presiden Yoon telah menerima pengunduran diri tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.
Pemberlakuan darurat militer oleh Presiden Yoon telah memicu ketegangan politik yang signifikan di Korea Selatan. Partai oposisi, yang saat ini memegang kendali di parlemen, merencanakan langkah pemakzulan terhadap Presiden Yoon, yang kini berusia 63 tahun. Di sisi lain, partai penguasa, People Power, berupaya untuk menggagalkan rencana pemakzulan tersebut, menunjukkan adanya perpecahan politik yang mendalam.
Presiden Yoon memberlakukan darurat militer pada Rabu (3/12) malam, dengan alasan adanya ancaman dari Korea Utara serta apa yang disebutnya sebagai pasukan anti-negara. Namun, hingga saat ini, Presiden Yoon belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai alasan spesifik di balik keputusan tersebut. Langkah ini menimbulkan berbagai spekulasi dan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan politisi.
Keputusan untuk memberlakukan darurat militer tanpa penjelasan yang jelas telah menimbulkan berbagai reaksi dan spekulasi. Banyak pihak yang mempertanyakan urgensi dan tujuan dari langkah tersebut, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap stabilitas politik dan keamanan nasional. Beberapa analis politik berpendapat bahwa langkah ini mungkin merupakan upaya untuk memperkuat posisi politik Presiden Yoon di tengah tekanan dari oposisi.
Dengan situasi politik yang semakin memanas, tantangan bagi pemerintahan Presiden Yoon semakin besar. Upaya untuk menenangkan situasi dan menjelaskan alasan di balik pemberlakuan darurat militer menjadi sangat penting untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Selain itu, dialog dan negosiasi dengan partai oposisi mungkin diperlukan untuk mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
Pengunduran diri Kim Yong-hyun sebagai Menteri Pertahanan dan pemberlakuan darurat militer oleh Presiden Yoon Suk-yeol telah membuka babak baru dalam dinamika politik Korea Selatan. Dengan ketegangan yang terus meningkat, langkah-langkah strategis dan diplomatis diperlukan untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di negara tersebut. Semua mata kini tertuju pada bagaimana pemerintahan Yoon akan menangani situasi ini dan langkah apa yang akan diambil untuk mengatasi tantangan yang ada.