Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, memberikan pandangannya terkait pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Dasco menekankan bahwa kejadian ini seharusnya menjadi refleksi bagi semua pihak, terutama para pejabat negara.
“Ini adalah refleksi bagi kita semua, termasuk seluruh pejabat, termasuk saya. Kita harus berhati-hati dalam bertindak, baik dalam menjalankan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (6/12).
Sebagai Ketua Harian DPP Gerindra, Dasco menilai bahwa keputusan Gus Miftah untuk mundur telah dipertimbangkan dengan matang, mengingat adanya kepentingan yang lebih besar. Keputusan ini muncul setelah video Gus Miftah yang mengejek penjual es teh saat berdakwah di Magelang menjadi viral di media sosial, memicu kemarahan masyarakat yang mendesak agar ia dicopot dari jabatannya, meskipun Gus Miftah telah meminta maaf.
“Kami mengapresiasi langkah yang diambil oleh Gus Miftah. Setelah perenungan yang mendalam, mungkin dia melihat situasi dan kondisi serta kepentingan yang lebih besar. Kita semua tahu bahwa pengunduran diri tersebut telah diumumkan,” tambah Dasco.
Gus Miftah mengumumkan pengunduran dirinya di Pondok Pesantren Ora Aji miliknya yang terletak di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pada Jumat (6/12). Dalam pernyataannya, Gus Miftah menyampaikan keputusan tersebut dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran.
“Hari ini, dengan segala kerendahan hati, ketulusan, dan penuh kesadaran, saya ingin menyampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan. Setelah berdoa, bermuhasabah, dan istikharah, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ungkap Gus Miftah.
Pengunduran diri Gus Miftah diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi para pejabat publik lainnya untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, terutama di era digital saat ini di mana informasi dapat dengan cepat menyebar luas. Keputusan ini juga diharapkan dapat meredakan ketegangan yang sempat muncul di masyarakat dan menjadi momentum untuk memperkuat kerukunan beragama di Indonesia.
Dengan mundurnya Gus Miftah, diharapkan pemerintah dapat segera mencari pengganti yang mampu melanjutkan tugas dan tanggung jawab dalam memelihara kerukunan beragama serta membina sarana keagamaan di tanah air. Keberlanjutan program-program yang telah dirintis sebelumnya menjadi penting untuk memastikan bahwa tujuan utama dari posisi tersebut dapat tercapai dengan baik.
