Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyoroti tiga prioritas utama dalam penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Sukabumi. Pada Kamis (5/12), Bey mengunjungi Desa Sukamaju di Kecamatan Cikembar, salah satu wilayah yang paling parah terdampak bencana ini.
Setelah melakukan inspeksi, Bey mengadakan rapat koordinasi penanganan dampak bencana bersama Kapolda Jawa Barat, Bupati Sukabumi, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam rapat tersebut, Bey menegaskan pentingnya fokus pada tiga hal utama.
Prioritas pertama adalah evakuasi warga yang terdampak. Bey menekankan pentingnya memastikan keselamatan warga dengan memprioritaskan evakuasi. Selain itu, perhatian juga diberikan pada transportasi yang terputus akibat longsor, mengingat beberapa jembatan dan jalan mengalami kerusakan parah.
Distribusi Bantuan dan Logistik
Prioritas kedua adalah distribusi bantuan dan logistik ke daerah-daerah yang terisolasi akibat akses yang terputus. Bey menyatakan bahwa distribusi bantuan dapat dilakukan melalui jalur laut dengan menggunakan kapal, sebagai alternatif untuk mengatasi kendala akses darat.
Bersama BNPB, Bey sepakat untuk mendirikan posko utama penanggulangan bencana di Palabuhanratu. Tujuan dari pendirian posko ini adalah untuk memastikan distribusi bantuan dapat terkoordinasi dan terkontrol dengan baik, sehingga bantuan dapat sampai ke tangan yang membutuhkan dengan cepat dan tepat.
Meskipun tidak ada banjir susulan, Bey mengimbau warga terdampak untuk tetap tinggal di pengungsian demi keselamatan. Hal ini dilakukan sambil menunggu hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait pergerakan tanah di Cikembar. Bey menegaskan pentingnya relokasi jika lokasi tersebut dinyatakan tidak layak huni.
Bey juga menjelaskan bahwa jika status tanggap darurat ditetapkan, sesuai aturan BNPB, warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 50 juta, kerusakan sedang Rp 30 juta, dan kerusakan ringan Rp 10 juta, berdasarkan penilaian yang dilakukan.
Bey meminta Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, untuk lebih gencar mengimbau warga agar waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai. Hal ini penting mengingat adanya pergeseran puncak musim hujan yang diperkirakan akan mencapai intensitas tertinggi pada Januari 2025.
Bey juga mengakui bahwa bencana ini menyebabkan aliran listrik untuk 138.000 pelanggan terputus. Akibatnya, data terkait korban bencana mengalami keterlambatan karena saluran komunikasi terputus akibat listrik mati. Saat ini, menurut laporan PLN, 57.000 pelanggan sudah kembali menikmati aliran listrik.
Bey menambahkan bahwa data yang belum bisa diperbarui disebabkan oleh akses jalan yang tidak dapat ditempuh oleh PLN. Oleh karena itu, pembaruan data akan dilakukan melalui Posko Utama di Pelabuhan Ratu untuk memastikan informasi terkini dapat disampaikan kepada masyarakat.